Insitekaltim, Penajam Paser Utara — Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud mengeluarkan pernyataan tegas terkait ancaman alih fungsi lahan pertanian di wilayahnya. Dalam kunjungan bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman ke kawasan pertanian produktif di Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara, Gubernur Rudy meminta para petani dan pemerintah daerah untuk menjaga eksistensi lahan pertanian sebagai aset strategis ketahanan pangan daerah.
“Kita tidak bisa membiarkan lahan-lahan produktif ini beralih fungsi begitu saja. Ini aset vital untuk menjamin ketersediaan pangan kita kelak,” ujarnya saat berdialog langsung dengan para petani dan anggota Brigade Pangan Kaltim.
Gubernur Rudy menyampaikan kekhawatirannya atas maraknya alih fungsi lahan sawah menjadi kebun kelapa sawit atau peruntukan lainnya. Menurutnya, hal ini akan berdampak serius pada keberlangsungan produksi pangan lokal dan secara langsung mengancam ketahanan pangan masyarakat Kalimantan Timur.
Ia menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur akan terus memberikan perhatian khusus terhadap sektor pertanian. Dukungan nyata akan terus diberikan dalam bentuk bantuan alat pertanian, pendampingan, serta pembukaan akses pasar hasil panen. Tujuannya, agar petani tetap mendapatkan nilai ekonomi yang layak dari lahannya tanpa harus mengalihfungsikan ke sektor lain.
“Pemerintah Provinsi Kaltim terus berkomitmen menjaga lahan pertanian dan mencari solusi komprehensif agar petani tetap sejahtera tanpa harus mengalihfungsikan lahannya,” tegasnya.
Lebih lanjut, Gubernur menyampaikan bahwa Kalimantan Timur mendapat tantangan besar dari pemerintah pusat untuk mewujudkan swasembada pangan dalam enam bulan ke depan. Target ini, menurutnya, tidak akan tercapai jika lahan produktif terus menyusut akibat perubahan fungsi.
“Kita hanya diberi waktu enam bulan ke depan. Dan swasembada pangan sudah harus kita wujudkan,” katanya dengan nada serius.
Pernyataan Gubernur tersebut diamini oleh Bupati Penajam Paser Utara, Mudiyat Noor. Dalam kesempatan yang sama, Mudiyat mengungkapkan bahwa daerahnya merupakan salah satu lumbung padi utama di Kalimantan Timur. Namun ia mengakui adanya ancaman nyata akibat peralihan lahan pertanian menjadi lahan kelapa sawit.
“Izin Pak Gubernur, kita harus punya Perda Perlindungan Lahan agar lahan-lahan produktif kita tidak beralih fungsi,” kata Mudiyat.
Ia menjelaskan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, ratusan hektare lahan sawah di wilayahnya telah berubah menjadi kebun kelapa sawit. Ironisnya, para petani yang dulunya menggantungkan hidup dari sawah kini beralih menjadi petani sawit karena pertimbangan ekonomi jangka pendek.
“Seperti yang Bapak Menteri dan Pak Gubernur lihat sendiri. Sawah kami kini dikelilingi tanaman kelapa sawit. Pemiliknya ya para petani kami juga. Dulu petani sawah, sekarang mereka jadi petani sawit,” beber Mudiyat.
Dalam kesempatan itu, Mudiyat berharap pemerintah tidak hanya berhenti pada imbauan, tetapi juga memberikan solusi konkret terhadap permasalahan yang dihadapi petani. Menurutnya, persoalan utama petani saat ini adalah keterbatasan akses terhadap modal usaha, alat mesin pertanian yang modern, serta kesulitan dalam pemasaran hasil panen.
“Pemerintah harus hadir di tengah petani kita dan bersama-sama menciptakan ketahanan pangan Kaltim,” harapnya.
Kunjungan Gubernur Rudy dan Menteri Pertanian ke sentra pertanian di Babulu menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam menjaga sektor pertanian sebagai fondasi utama kemandirian pangan daerah. Langkah konkret dan dukungan lintas sektor diharapkan mampu menjawab tantangan sekaligus membangkitkan kembali semangat petani untuk tetap mengelola lahan produktif secara berkelanjutan.(Adv/DiskominfoKaltim)
Editor: Sukri