Insitekaltim, Samarinda – Pilkada 2024 di Kota Samarinda menghadirkan tantangan baru bagi Komisi Pemilihan Umum (KPU), dengan hanya satu pasangan calon (paslon) yang bersaing untuk jabatan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Samarinda.
Kondisi ini berbeda dengan kabupaten/kota lain di Kalimantan Timur yang memiliki lebih dari satu paslon.
Meskipun demikian, KPU Samarinda tetap optimis dalam meningkatkan partisipasi pemilih dengan berbagai strategi sosialisasi yang intensif.
Komisioner KPU Samarinda Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih Partisipasi Masyarakat dan SDM Yustiani mengakui bahwa situasi ini menjadi tantangan, tetapi pihaknya berkomitmen untuk bekerja maksimal.
“Hanya satu paslon, namun kami akan tetap berupaya dengan sosialisasi yang lebih masif untuk meningkatkan partisipasi pemilih,” ujar Yustiani pada Rabu (27/11/2024).
Sebagai langkah konkret, KPU Samarinda mengandalkan badan ad hoc yang aktif di tingkat kecamatan dan kelurahan untuk menyebarkan informasi terkait Pilkada 2024.
Selain itu, pihaknya juga menggandeng media lokal untuk memastikan masyarakat mendapatkan pemahaman yang jelas tentang pentingnya menggunakan hak pilih, meskipun pilihan terbatas pada satu paslon atau kotak kosong.
Tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada 2020 tercatat hanya 52,26 persen, jauh di bawah target yang ditetapkan. Yustiani menjelaskan bahwa rendahnya angka ini disebabkan oleh pandemi COVID-19, yang membatasi ruang gerak KPU dalam melakukan sosialisasi secara langsung.
Namun, untuk Pilkada 2024, KPU Samarinda menargetkan partisipasi sebesar 78 persen, sama seperti target Pemilu sebelumnya. Yustiani optimis bahwa dengan situasi yang lebih kondusif, target ini dapat tercapai.
“Kami yakin target 78 persen dapat tercapai, mengingat situasi yang lebih baik dibandingkan 2020,” katanya.
Selain pemilihan wali kota dan wakil wali kota, Pilkada 2024 juga mencakup pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Timur, yang diharapkan dapat meningkatkan partisipasi pemilih.
KPU Samarinda memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memilih pemimpin, baik di tingkat kota maupun provinsi.
Untuk itu, KPU Samarinda akan melibatkan semua kalangan, mulai dari RT hingga tokoh masyarakat, dalam upaya mengajak warga menggunakan hak pilih.
“Kami akan terus hadir di tengah masyarakat, hingga ke level terkecil, untuk memastikan pesan ini sampai,” tutur Yustiani.
Keterlibatan aktif masyarakat dalam proses pemilihan dan pengawasan demokrasi menjadi kunci untuk mewujudkan Pilkada yang transparan dan berintegritas.