Di iming-iming Harga Satu Form C6 Rp 100, Ketua KPPS Jual 40 Lembar

Insitekaltim,Samarinda – Ernawati, Ketua KPPS TPS 9 di RT 6 Jalan Pramuka III Kelurahan Sempaja Selatan, Samarinda Utara menyebut ia di iming-imingi harga form C6 dengan uang Rp 100 ribu perlembar.
Ia lalu memberi 40 lembar form C6 kepada dua pemuda yang belakangan ditangkap Sentra Gakkumdu. Saat ditangkap dua pemuda itu diduga melakukan serangan fajar pada 17 April 2019 dini hari sekitar pukul 03.45 wita di kompleks Jalan Pramuka III.
 

Empat Hansip ditambah sebagian warga yang sedang menjaga TPS membekuk kedua pemuda itu. Setelah diamankan warga menemukan sejumlah barang bukti yakni 40 lembar form C6 dan sejumlah uang pecahan Rp 100 ribu yang sudah teramplop.
Penelusuran Insitekaltim, menemukan ada indikasi jual beli form C6 oleh Ketua KPPS TPS 9. Ernawati adalah istri dari Ketua RT 6 Nurdiansyah. “Saya di iming-iming uang Rp 100 ribu untuk satu form C6. Saya beri 40 form C6,” katanya Ernawati.
Ernawati mengaku bersalah atas kejadian ini. Ia terlena dengan iming-iming uang Rp 4 juta. Awalnya kata Ernawati, ia menerima telepon dari sekitar pukul 02.00 wita dari seseorang.
Suara dari balik telepon tersebut meminta agar ia memberi form C6 kepada dua pemuda yang datang ke rumahnya pukul 03.00 wita dini hari.
Ernawati setuju dengan perjanjian setelah pencoblosan baru uang itu diberikan. Total Rp 4 juta dari 40 form C6.
“Kenapa saya mau dengan iming-iming itu. Kenapa saya begini. Saya mengaku bersalah. Saya siap tanggung jawab,” tuturnya.
Dari 40 form C6 yang diberikan Ernawati adalah undangan bagi warga yang tak lagi berada di RT 6. Ada yang sudah pindah dan ada juga yang sudah meninggal. Selebihnya ia tak mengetahui persis form tersebut entah dibagikan kemana oleh kedua pemuda itu.

Setiap harinya Ernawati bekerja sebagai tukang bersih-bersih di rumah kos-kosan di kompleks pramuka. Setiap bulan dia gaji Rp 300 ribu bahkan lebih ataupun kurang.
“Saya setiap hari bersihkan sampah tiap subuh. Kenapa saya di iming-iming saya mau. Kenapa saya mau,” ucapnya perlahan. Mata memerah nyaris menangis menyesali perbuatannya. (*)