
Insitekaltim,Samarinda – Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Samarinda, Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda Sri Puji Astuti menekankan pentingnya peningkatan kualitas tenaga kerja melalui sertifikasi dan pelatihan yang memadai.
Hal ini dianggapnya penting untuk ditingkatkan oleh Disnaker, sebab pemenuhan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten sangat dibutuhkan di era digitalisasi seperti saat ini.
Ditambah lagi hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN) yang turut membawa kekhawatirannya jika SDM di Samarinda tidak dapat terserap dengan baik karena kalah kompeten dari pendatang. Ia juga meminta Disnaker fokus dalam pengembangan program yang dapat mempermudah penyerapan tenaga kerja Samarinda di IKN.
“Kita ingin tenaga kerja di Samarinda terserap di IKN dengan segala konsekuensinya. Oleh karena itu, kita harus memiliki lembaga sertifikasi dan sering melakukan pelatihan,” ujarnya, Jumat (21/6/2024).
Politikus Partai Demokrat ini mengeluhkan minimnya pelatihan di Samarinda. Untuk itu, ia menyarankan perlunya kerja sama berbagai pihak dan instansi di luar daerah guna mempercepat tersalurkannya SDM dalam kegiatan pelatihan dan sertifikasi.
Ia mengatakan salah satu alasan minimnya pelatihan dan sertifikasi di Kota Tepian akibat kurangnya anggaran untuk pelaksanaannya. Peningkatan anggaran diharapkannya mampu memperbanyak program pelatihan ke depannya.
Inovasi sangat diperlukan guna mengurangi angka pengangguran di daerah, terutama ditingkat SMA dan SMK yang setelah kelulusannya, mereka tidak lagi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
“Selama ini, pelatihan-pelatihan yang ada terutama didanai APBD memang minim. Kita perlu lebih banyak berinovasi untuk mengurangi pengangguran terbuka, terutama bagi lulusan baru SMK, SMA yang tidak melanjutkan kuliah atau lulusan perguruan tinggi yang belum mendapatkan pekerjaan,” katanya.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya peran job fair dalam penyerapan tenaga kerja. Ia meyakini bahwa pengadaan job fair dapat membantu penyerapan tenaga kerja lebih cepat ketimbang dilakukan mandiri oleh perusahaan dalam kurun waktu yang berbeda-beda.
“Kita ingin pemerintah kota lebih fokus dalam mengadakan job fair dengan dana pendamping dari APBD atau perusahaan. Beberapa job fair yang diadakan sebelumnya cukup berhasil dalam menyerap tenaga kerja kita,” sebut Puji.
Puji berharap dengan langkah-langkah tersebut, tenaga kerja di Samarinda dapat lebih kompetitif dan terserap dengan baik di pasar kerja, terutama dalam mendukung pembangunan IKN.