Insitekaltim,Samarinda – Provinsi Kaltim akan mulai mendapatkan insentif atau kompensasi atas penurunan emisi karbon sebesar 110 juta dolar AS dari Bank Dunia di tahun 2023. Jumlah tersebut sama dengan Rp1,65 triliun. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) berencana menjual sisa emisi karbon secara bebas (lelang).
Hal tersebut dikatakan langsung oleh Gubernur Kaltim Isran Noor saat Rapat Paripurna ke-2 DPRD Kaltim dalam rangka peringatan HUT ke-66 Provinsi Kaltim, di Gedung Utama (B) DPRD Kaltim, Kamis (5/1/2023).
“Mudah-mudahan kalau tidak ada halangan, saya akan menjual emisi karbon secara bebas melalui cara melelang kepada para pembeli di dunia,” kata Isran.
Mantan Bupati Kutai Timur itu menyebut, emisi karbon Kaltim yang belum mendapatkan kompensasi masih tersisa kurang lebih sekitar 8 juta metrik ton.
“110 juta itu adalah sebuah nilai untuk 22 juta metrik ton equivalent carbon dioxide, dengan harga 5 dolar AS per ton, dan dapatnya kurang lebih 110 juta dolar AS” terangnya.
Isran mengungkapkan, harga emisi karbon di dunia saat ini di atas 12 dolar AS per ton, bahkan ada pembeli yang bisa mencapai 25 dolasr AS per ton, yaitu salah satu perusahaan energi yang terkenal di dunia, perusahaan Shell.
“Bisa kita bayangkan, kalau bisa 8 juta metrik ton itu seharga 25 dolar AS per tonnya, kita akan mendapatkan dana 200 juta dolar AS dan 200 juta dolar AS itu kalau dikonversi dengan kurs dolar sekarang, ini akan menghasilkan Rp3,2 triliun. Ini hanya sisa emisi karbon yang belum mendapatkan kompensasi, belum lagi dilakukan validasi pengukuran yang tahap kedua, sudah mencapai 40 juta metrik ton,” paparnya.
“Misalkan 40 juta ton itu dikali dengan 25 dolar AS, berarti ada 100 miliar dolar AS yang kita hasilkan dari kekayaan hutan dan korbon yang dimiliki Kaltim,” sambungnya.
Ia menambahkan, bulan Februari mendatang dirinya akan berangkat ke Mexico, tepatnya di Yucatan Mexico untuk mengikuti acara Governor’s Climate and Forest (CGF) yang juga berkaitan dengan emisi karbon.