
Insitekaltim,Sangatta– Dandim 0909/Sangatta Letkol CZI Heru Aprianto ikut berpartisipasi melakukan berbagai program untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Kutai Timur. Salah satunya, melalui program TNI Manunggal Bangga Kencana Kesehatan Terpadu.
Ia mendukung penurunan stunting di Kutai Timur, bersama sang istri yang merupakan Ketua Persit Cabang LVI Kodim 0909 Sangatta, Tantri Heru Aprianto pun resmi dikukuhkan sebagai bapak dan bunda asuh anak stunting di Ruang Meranti Kantor Bupati Kabupaten Kutai Timur, Kamis (29/9/2022).
Angka stunting di Kabupaten Kutai Timur bisa dikatakan masih tergolong tinggi dan sudah tersebar dibeberapa kecamatan. Oleh karenanya, Heru menegaskan bahwa TNI harus berperan nyata dan melakukan upaya terbaik agar angka stunting dapat menurun.
“Setiap jajaran kita akan kukuhkan sebagai bapak asuh di kecamatan. Program seperti ini sangat membantu karena stunting tersebar hampir di semua kecamatan yang ada di Kutai Timur,” ucapnya.
Menurutnya, pengukuhan bapak dan bunda asuh di masing-masing kecamatan akan memudahkan pelaksanaan, pengawasan maupun pendampingan. Heru pun mengajak semua pihak terlibat untuk menghentikan, menurunkan dan menuntaskan stunting.
“Tentunya akan lebih efektif dan berdaya guna jika semuanya saling bekerja sama. Kita akan meningkatkan perhatian kepada anak-anak dan keluarga stunting secara optimal. Bukan secara simbolis, tapi akan saya terapkan serta pastikan kegiatan ini nyata dan benar-benar kita laksanakan,” jelasnya.
Sementara itu, Bupati Kabupaten Kutai Timur melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Rizali Hadi mengatakan bahwa pengentasan stunting perlu dilakukan bersama-sama. Pasalnya, stunting merupakan ancaman utama kualitas masyarakat Indonesia.
Sebab, stunting tidak hanya mengganggu pertumbuhan fisik saja, namun berpengaruh juga terhadap gangguan perkembangan otak anak-anak. “Ini akan mempengaruhi kemampuan dan prestasi mereka dimasa depan,” paparnya.
Dampak lainnya, anak penderita stunting juga akan memiliki riwayat kesehatan yang buruk. Karena, daya tahan tubuh anak juga buruk. “Selain itu, stunting juga bisa menurun ke generasi berikutnya bila tidak ditangani secara serius,” tegasnya.
Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, kata Rozali, telah menargetkan penurunan angka stunting hingga 14 persen seperti arahan Presiden Joko Widodo. “Pada intinya, program ini harus mendapat dukungan dan komitmen semua pihak,” terangnya.
Menanggapi hal itu, Kabid Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Provinsi Kaltim Yuliani kegiatan hari ini merupakan salah satu upaya bersama dalam meningkatkan pemahaman program bangga kencana dan percepatan penurunan stunting.
“Provinsi Kalimantan Timur,mendapat target dari pusat sebesar 58.923 akseptor KB, hingga hari ini sudah mencapai 83 persen. Kutai Timur sudah mencapai 100,5 persen. Pencapaian ini tentu saja berkat peran dari jajaran TNI dan seluruh mitra strategis yang melakukan pergerakan masyarakat untuk ber-KB,” bebernya.
Ia menjelaskan bapak asuh anak stunting ini merupakan platform bentuk keterlibatan pemangku kepentingan secara terstruktur dan terukur dalam mempercepat penurunan stunting yang menyasar langsung kepada kelompok sasaran.
“Dalam implementasinya bapak anak asuh stunting akan langsung menyentuh kelompok sasaran melalui donasi uang ataupun barang kebutuhan pokok serta konsumsi bernutrisi yang langsung diserahkan secara kontinyu minimal selama 6 bulan kepada kelompok sasaran seperti ibu hamil dan balita usia 0 sampai 59 bulan”urainya.
“Semoga kerja sama dan kolaborasi ini bisa terus berjalan dengan baik dan memberikan manfaat sebesar-besarnya,” harapnya.