Reporter: Syifa – Editor : Redaksi
Insitekaltim, Sangatta – H Lulu Kinsu menyoroti perihal tata kelola keuangan yang kurang maksimal di Kabupaten Kutai Timur (Kutim). Hal ini disampaikan calon wakil bupati Kutai Timur, yang berpasangan dengan Mahyunadi pada acara silaturahmi bersama Sahabat Merah Putih, Rabu malam (9/9/2020).
“Keterkaitan saya maju di pemilukada ini terus terang, kalau Kutai Timur ini baik-baik saja, saya tidak maju. Percaya tidak percaya, sebelum saya maju, saya sudah melihat ada yang tidak beres dengan tata kelola keuangan untuk Kabupaten Kutai Timur,” tuturnya.
Dalam silaturahmi itu, Lulu memaparkan beberapa contoh bagaimana anggaran yang dikucurkan pemerintah masih kurang efektif dan belum menyentuh jantung pembangunan yang sesungguhnya.
“Saya melihat bahwa selama beberapa tahun terakhir, proses pembangunan seakan jalan di tempat. Padahal anggaran yang digunakan Kabupaten Kutai Timur ini bukan miliaran, tapi triliunan,” ulasnya.
Ia menambahkan, anggaran senilai Rp3,7 triliun yang masuk ke kas kabupaten hanya Rp1,2 triliun yang digunakan untuk biaya operasional pemerintahan. Sisanya sebesar Rp2,5 triliun masih belum terlihat ataupun dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Kita lihat banyak sekali opini bahwa kita defisit anggaran sehingga dikorbankan guru guru honorer, bahkan TK2D sampai tidak dibayar insentifnya. Jadi bagaimana maksudnya ini? Sebenarnya saya melihat bahwa ada yang salah dalam tata kelola keuangan di tubuh Kabupaten Kutai Timur ini,” beber Lulu Kinsu menganalisa.
Lulu berharap hal seperti ini tidak terjadi lagi di masa pemerintahan, ketika dirinya bersama calon bupati Mahyunadi ‘bertahta’ di Kutai Timur.
“Kita harus kelola keuangan dengan sebaik-baiknya, tidak boleh lagi kabupaten kita yang kaya dengan anggaran terbesar kedua setelah Kukar ini, mengalami hal seperti ini lagi,” pungkasnya.