
Reporter: Syifa – Editor : Redaksi
Insitekaltim, Bontang – DPRD Kota Bontang Bersama Pemerintah dan Perwakilan Warga menggelar Rapat Gabungan Komisi terkait Progres Pemindahan Pasar di Ruang Rapat DPRD, Senin (31/8/2020).
Rapat yang berlangsung dari pukul 10 pagi hingga 3 siang ini membahas berbagai permasalahan yang muncul setelah dua bulan proses pemindahan dilakukan.
Pimpinan Rapat H Rustam menjelaskan, terdapat dua permasalahan inti yang disampaikan oleh warga sekitar dan pedagang. Yaitu pintu barat Pasar Rawa Indah (Rawin) yang tidak bisa diakses, dan penertiban pedagang di badan jalan yang dinilai kurang tegas.
“Sudah dua bulan pasar dibuka, justru banyak permasalahan yang muncul. Sudah dilakukan bermacam-macam inovasi juga oleh UPT, bahkan sempat menutup pintu kanan. Saya juga tidak tahu, mungkin penutupan ini ada maksudnya,” kata Rustam.
Terdapat perbedaan pendapat antara perwakilan warga dan pedagang terkait buka-tutup pintu. Diskusi berjalan lama karena masing-masing perwakilan meyakini pembukaan atau penutupan pintu merupakan keputusan terbaik.
“Menurut saya pribadi ya ini terkait rejeki. Mau pintu barat dibuka atau ditutup ya yang namanya rejeki, kalau tidak ada ya tidak akan ada. Jadi silakan nanti kawan-kawan diskusikan kembali terkait pintu. Tapi mudah-mudahan yang disampaikan ketua RT, bisa dijadikan bahan pertimbangan,” ujarnya.
Ketua Komisi II ini menilai permasalahan sulit diurai untuk mendapatkan titik temu. Bahkan hingga penghujung waktu diskusi, keputusan belum bisa disampaikan secara pasti apakah pintu barat akan dibuka atau tetap ditutup.
“Setelah ini silakan didiskusikan lagi, apakah sebaiknya pintu ini ditutup atau dibuka. Akan tetapi diskusi yang sebenar-benarnya, libatkan seluruh pihak, semakin banyak diskusi dengan warga hasilnya pasti semakin beda,” saran Rustam.
Anggota Komisi III Nursalam menimpali permasalahan lain yaitu penertiban pedagang. Ia meyakini salah satu akar permasalahan pedagang yang berjualan di badan jalan adalah penataan yang kurang maksimal.
“Dari awal saya lihat, memang penataannya yang kurang sempurna. Penataan dan perencanaan ini seharusnya memang dimaksimalkan,” ungkapnya.
Nursalam menyimpulkan bahwa pedagang di lantai atas, merasa lapak penjualannya sepi pembeli, sehingga mereka nekat turun dan berjualan di bawah. Begitupun pembeli yang sudah bisa mendapatkan kebutuhannya di bawah, akan malas untuk naik ke lantai atas.
“Tolong penataannya dibenahi lagi ya bu. Pembeli yang datang tidak akan beli di atas, kalau mereka bisa berbelanja di bawah. Jadi kalau mau menarik, harus ada penempatan yang sesuai dengan barang dagangan penjual-penjual itu,” pungkasnya.