
Insitekaltim,Sangatta – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menargetkan Rumah Sakit (RS) Muara Bengkal beroperasi pada Oktober 2023 mendatang.
Tidak hanya dokter spesialis, Dinkes Kutim juga membutuhkan tenaga kesehatan lain seperti bidan, perawat dan administrasi untuk menunjang jalannya rumah sakit singgahan ini.
Kepala Dinkes Kutim Bahrani Hasanal mengatakan untuk mengoperasikan RS Muara Bengkal membutuhkan paling sedikit 141 tenaga kesehatan.
Untuk memenuhi kuota ini perlu adanya penambahan atau perekrutan tenaga kesehatan, namun hal ini tentu berseberangan dengan kebijakan pemerintah pusat yang melarang perekrutan Tenaga Kontrak Kerja Daerah (TK2D).
“Karena kebijakan ini, kita coba data ulang tenaga kesehatan khusus di puskesmas tetangga. Hasilnya baru 23 orang yang bisa dimutasi dari 141 yang kita butuhkan,” jelasnya dalam Rapat Evaluasi Rencana Pengoperasian RS Muara Bengkal di Ruang Aura Sekretariat Daerah Kabupaten Kutim, Rabu (31/5/2023).
Atas kebijakan ini, Bahrani berharap Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKSDM) Kutim untuk bisa bernegosiasi ke kementerian terkait penambahan kuota TK2D.
“Kesehatan ini masuk kebutuhan dasar dan regulasi pun membolehkan penambahan tenaga honorer jika mendesak. Dan menurut saya pengoperasian RS Muara Bengkal sudah sangat dibutuhkan,” kata Bahrani.
Ia berharap ada upaya percepatan BKSDM untuk memenuhi tenaga kesehatan, sebab pembangunan dan sarana prasarana RS Muara Bengkal sudah lengkap sejak awal tahun kemarin.
“Bangunan sudah serah terima, sarana dan prasarana sudah running tinggal tenaga saja,” tuturnya.
Usulan Dinkes Kutim ini pun diterima Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kutim Rizali Hadi. Ia meminta BKSDM mencari opsi lain terhadap upaya perekrutan tenaga kesehatan.
“Kalau targetnya bulan Oktober ya dari sekarang selain negosiasi ke pemerintah pusat cari opsi lain,” tandasnya.