
Insitekaltim,Sangatta – Kabupaten Kutai Timur terus berupaya mengatasi masalah stunting yang telah menjadi perhatian nasional. Diketahui sebelumnya, angka stunting di Kutai Timur pada tahun 2021 sebesar 27,5 persen dan di tahun 2022 sebesar 24,7 persen.
Kepala Bidang Keluarga Sejahtera (Kabid KS) Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutai Timur Ani Saidah mengungkap capaian yang menggembirakan dalam penurunan angka stunting di Kutim.
“Angka stunting dari 24,7 persen menjadi 22 persen dan lebih lanjut turun menjadi 17 persen pada semester satu bulan Juli. Penurunan ini sebesar 7 persen dari angka sebelumnya yang mencapai 22 persen,” ungkapnya di Graha Expo Bukit Pelangi, Sangatta, Selasa (24/10/2023).
Namun, Ani Saidah menekankan bahwa belum ada publikasi resmi mengenai capaian ini karena belum terjadi sinkronisasi dengan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI).
Meskipun demikian, Kabupaten Kutai Timur optimis untuk mencapai target penurunan stunting hingga 14 persen. Upaya ini dibantu oleh kerja sama dengan pihak ketiga, seperti perusahaan-perusahaan yang memberikan program makanan tambahan (PMT) dan corporate social responsibility (CSR) di wilayah Kaubun.
“Mereka turun langsung memberikan, jadi tidak melewati DPPKB cuma data laporanya dihimpun di DPPKB,” jelas Ani Saidah.
Selain itu, Kabupaten Kutai Timur juga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan untuk memerangi stunting. Mereka melakukan distribusi tablet tambah darah ke sekolah-sekolah sebagai upaya untuk meningkatkan status gizi remaja.
Hal ini diharapkan dapat mencegah terjadinya stunting dan berkontribusi pada pernikahan yang lebih sehat di masa depan.