Insitekaltim,Samarinda – Di tengah peringatan hari Kartini, Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud menandai babak baru dalam sejarah pembangunan sumber daya manusia Benua Etam dengan meluncurkan program pendidikan unggulan Gratispol.

Rudy Mas’ud, mengatakan peluncuran program ini bukan sekadar momen administratif, melainkan awal dari perjuangan besar untuk masa depan generasi muda Kalimantan Timur.
“Hari ini bukan saja hari memperingati Kartini yang harum namanya, tapi juga hari bersejarah bagi seluruh masyarakat Kaltim. Hari di mana kita bersama-sama mengupayakan peningkatan kualitas SDM anak-anak kita ke depan,” ungkap Rudy Mas’ud, di Plenary Hall Sempaja Samarinda, Senin 21 April 2025.
Rudy Mas’ud menegaskan bahwa perannya sebagai gubernur bukan sebagai penguasa, tapi pelayan bagi seluruh rakyat Kaltim.
“Saya berdiri di sini tidak lebih dari seorang pelayan masyarakat Kalimantan Timur,” ucapnya.
Ia menekankan tugas utama pemerintah adalah menjamin hak pendidikan bagi setiap warga, khususnya anak-anak dari keluarga prasejahtera.
Program Gratispol merupakan janji politik Rudy-Seno yang kini menjadi kebijakan resmi Pemerintah Provinsi Kaltim. Program ini selaras dengan visi nasional, yaitu Nawacita Presiden Joko Widodo dan Asta Cita Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Rudy Mas’ud menyebut, Gratispol adalah kontribusi nyata Kaltim dalam mendukung agenda nasional pembangunan manusia Indonesia yang unggul.
“Program ini tidak hanya milik kami, tapi sudah menjadi milik rakyat Kaltim dan bangsa Indonesia. Ini program nasional dengan pelaksanaan lokal yang konkret. Gratispol ini juga menjadi prioritas Pemprov Kaltim, khususnya untuk tim transisi dan seluruh OPD yang telah bekerja keras siang dan malam agar program ini terlaksana dengan baik,” beber Rudy Mas’ud.
Ia menyampaikan, peluncuran Gratispol dan dirancang tepat waktu menjelang tahun ajaran baru, sembari menegaskan bahwa transformasi pendidikan tidak boleh tertunda.
“Tahun ajaran baru hanya tinggal hitungan bulan. Kita harus bergerak sekarang, tidak bisa lagi menunggu,” tegasnya.
Rudy melihat keberadaan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai peluang sekaligus tantangan.
“Karena di sini ada IKN, kita dituntut melakukan lompatan jauh agar sejajar dengan kota-kota besar di Asia, bahkan dunia. Tapi jangan lupa, kita juga harus bisa mengelola bonus demografi. Kalau gagal, kita akan menjadi provinsi yang penuh dengan generasi tanpa pengetahuan dan keterampilan,” paparnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa saat ini baru sekitar 12 persen warga Kaltim yang menempuh pendidikan tinggi.
“Kalau ke depan kita bisa naikkan jadi 25–30 persen, insyaallah Kalimantan Timur bisa bersaing, tidak hanya di tingkat nasional tapi juga di tingkat global,” ucap Rudy.
Ia juga mengajak seluruh kepala daerah tingkat kabupaten/kota di Kaltim untuk mendukung penuh pelaksanaan program ini, terutama dalam mencari solusi untuk memastikan anak-anak dari keluarga tidak mampu tetap bisa melanjutkan pendidikan.
“Sekali lagi saya minta kepada para kepala daerah, carikan solusi agar anak-anak kita tidak putus sekolah. Khususnya mereka yang kurang mampu. Karena sesungguhnya kewajiban kita terhadap ilmu ada tiga, menuntutnya, menyebarkannya, dan membiayainya,” tegasnya.
Peluncuran program ini berlangsung khidmat namun penuh semangat. Selain simbolisasi penekanan LED Cube, suasana dipenuhi harapan dari ratusan masyarakat yang hadir, mulai dari pelajar, guru, tokoh masyarakat, hingga perwakilan lembaga pendidikan.
Gratispol menjadi representasi nyata bahwa Pemprov Kaltim menaruh perhatian besar pada masa depan anak-anak muda, sebagai aset terpenting menuju Indonesia Emas 2045. (Adv)