Reporter : Romi Ali Darmawan- Editor : Redaksi
Insitekaltim,Samarinda : Aksi Kaltim Bersatu, diduga disusupi kelompok tertentu. Dugaan tersebut disampaikan oleh Kapolda Kaltim, Irjen Pol Priyo Widyanto, saat ditemui di Hotel Bumi Senyiur, Selasa,(01/10/2019) sore hari tadi.
Menurutnya, metode demonstrasi yang sudah ke 3 kalinya tersebut, tidak seperti biasanya. Menurutnya, Aksi yang dilakukan oleh massa aksi kemarin tidak memiliki ujung, dan menolak untuk berdialog dengan Anggota DPRD Kaltim, yang sudah membuka ruang kepada mahasiswa, untuk mengirimkan perwakilan sebanyak 30 orang untuk masuk.
Selain itu, Irjen Pol Priyo Widyanto, menduga adanya penyusup dari kelompok tertentu yang masuk dalam barisan demonstrasi kemarin.
“Ini yang harus kita paham kepada mahasiswa, mahasiswa itu masih polos, masih idealis, tapi jangan kira semuanya itu seperti dirinya, harus berpikir ada kelompok-kelompok yang membuat aksi ini tidak tuntas-tuntas” sebut Priyo Widyanto.
Selain itu, Priyo Widyanto menambahkan, bahwa mulai dari, coretan dinding yang melambangkan paham tertentu, dan juga ajakan untuk memakai baju hitam-hitam dinilai menjadi ciri kelompok tersebut.
Sementara itu, dikonfirmasi terpisah melalui What’s App dan via telpon, sore hari tadi. Humas Aksi Kaltim Bersatu, Yohanes Richardo, menegaskan bahwa penolakan yang dilakukan oleh pihak mahasiswa untuk berdialog adalah sebagai bentuk mosi tidak percaya kepada Anggota DPRD, yang dinilai menjadi biang adanya rancangan undang-undang yang tidak sesuai dengan kepentingan rakyat.
“Kami tidak ingin berdialog, karena dirinya sudah tidak percaya lagi dengan anggota DPR bung, lewat mosi tidak percaya yang kami bacakan kemarin, dan kami ingin masuk untuk membacakan tuntutan kami, secara langsung di dalam Gedung DPR, karena kami rasa Anggota Dewan sudah tidak mewakili kami, jadi kami tetap bertahan” ucap Ricardo, saat di konfirmasi via telpon.
Terkait adanya dugaan susupan, Ricardo mengatakan bahwa partisipasi dari berbagai macam kelompok dinilai wajar dalam gerakan rakyat, menurutnya pihaknya tetap terfokus kepada tuntutan-tuntutan yang ingin mereka sampaikan.
” Kalau soal kelompok tertentu, itu masanya banyak, kami tidak terlalu memfokuskan hal itu, kami fokuskan adalah tuntutan kami, nah kalau pakaian hitam-hitam, adalah upaya penyeragaman massa aksi agar tidak adanya kelompok-kelompok yang tidak berada dalam konsolidasi kami” sebut Yohanes Richardo.