Insitekaltim, Balikpapan — Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) menegaskan komitmennya untuk terus menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi daerah di tengah berkurangnya dukungan fiskal dari pemerintah pusat. Strategi utama yang diambil adalah dengan memperkuat peran investasi swasta sebagai motor penggerak ekonomi daerah.
Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim Sri Wahyuni menjelaskan, investasi kini menjadi instrumen penting untuk menutup ruang fiskal yang semakin terbatas.
“Melalui investasi, kita tidak hanya menggerakkan roda ekonomi, tetapi juga menciptakan lapangan kerja, meningkatkan ekspor, dan memperkuat perdagangan antarwilayah,” ujar Sri Wahyuni saat menghadiri Mahakam Investment Forum (MIF) 2025 di Balikpapan, Kamis, 9 Oktober 2025.
Ia menegaskan, sektor swasta memiliki peran vital dalam menopang pembangunan daerah. Untuk itu, Pemprov Kaltim terus berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui kemudahan perizinan, promosi potensi unggulan daerah, serta kolaborasi lintas sektor.
Dalam forum investasi yang dihadiri para investor nasional dan internasional itu, Sri Wahyuni juga menyampaikan apresiasi kepada Bank Indonesia (BI) atas dukungannya melalui program Regional Investment Relation Unit (RIRU). Program ini membantu memperkuat ekosistem investasi daerah sekaligus mempertemukan Kaltim dengan jejaring investor global.
Beberapa peluang investasi unggulan yang ditawarkan meliputi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK), kawasan industri Bontang, industri pengolahan hasil tambang dan migas, hingga proyek pengelolaan sampah menjadi energi di Balikpapan.
“Minat terhadap proyek pengolahan limbah ini sangat tinggi. Ada investor yang siap menyerap 600 ton sampah per hari untuk diolah menjadi energi,” ungkapnya.
Meski dihadapkan pada tantangan berupa pemangkasan Transfer ke Daerah (TKD) sebesar Rp14,6 triliun pada 2026, Sri memastikan Pemprov Kaltim akan tetap menjalankan program prioritas.
“Kami akan fokus pada pembangunan infrastruktur dan penguatan ekonomi produktif. Beberapa kegiatan lain mungkin akan disesuaikan, tetapi arah pembangunan tetap berjalan,” tegasnya.
Dengan strategi investasi yang agresif dan kolaboratif, Pemprov Kaltim optimistis mampu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, bahkan di tengah tekanan fiskal dari pusat.