
Insitekaltim, Kukar – Dalam suasana penuh kehangatan dan kebersamaan, Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah menyampaikan apresiasinya kepada Nahdlatul Ulama (NU) Kutai Kartanegara dalam acara Silaturahmi dan Halal Bihalal yang digelar di Pendopo Bupati Kukar pada Minggu, 6 April 2025.
Momen tersebut tak hanya menjadi ajang silaturahmi usai Idulfitri, namun juga menjadi ruang refleksi dan penghargaan terhadap peran strategis NU dalam mendukung program-program keagamaan dan pembangunan daerah di bawah kepemimpinan Bupati Edi Damansyah.
Dalam sambutannya, Bupati Edi menyampaikan ucapan selamat Idulfitri kepada seluruh keluarga besar NU Kukar, seraya memohon maaf lahir dan batin atas segala kekhilafan selama berinteraksi sebagai pemimpin Kukar.
“Alhamdulillah, bersama Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara saya mengucapkan minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin kepada warga NU Kukar. Sebagai manusia tentu tidak luput dari kekeliruan, dan di momen ini saya memohon maaf atas segala salah yang mungkin terjadi dalam kebersamaan kita,” ujar Edi dengan tulus.
Namun, lebih dari sekadar ucapan Lebaran, Edi juga menegaskan bahwa NU Kukar telah menjadi mitra penting dalam menjalankan amanah sebagai bupati, khususnya dalam membina umat dan mengembangkan program-program keagamaan daerah.
“Saya merasakan betul peran besar NU dalam mendampingi saya membina umat, melaksanakan ibadah bersama, dan merealisasikan program keagamaan dalam visi besar Kukar Idaman 2021-2026. Dari sisi evaluasi, capaiannya pun sangat baik, tentu ini berkat kerja sama dan kontribusi banyak pihak, terutama NU,” tegasnya.
Salah satu wujud nyata kolaborasi tersebut adalah Program Dai Masuk Desa, yang menjadi bagian penting dari strategi pembinaan spiritual di tingkat desa. Namun, seiring evaluasi, Bupati Edi menjelaskan bahwa tidak semua desa membutuhkan program ini secara intensif, karena beberapa sudah menjalankan kegiatan keagamaan secara mandiri dan konsisten.
“Saat evaluasi, kami melihat ada desa-desa yang memang tidak perlu lagi ditetapkan tenaga dai karena aktivitas keagamaannya sudah berjalan rutin. Ini tentu hal baik, dan menunjukkan dampak positif dari program sebelumnya,” terang Edi.
Selain itu, sambungnya, kerja sama dalam pembinaan mualaf menjadi contoh nyata sinergi yang tidak hanya menyentuh aspek religius, tapi juga menyentuh sisi sosial dan ekonomi. Pemerintah daerah bersama NU melibatkan program pemberdayaan bagi mualaf agar mereka bisa mandiri dan berdaya secara ekonomi.
“Pembinaan mualaf tidak hanya soal agama, tapi juga pemberdayaan. Ini kami kolaborasikan agar menjadi program yang utuh dan menyentuh kebutuhan masyarakat,” paparnya.
Ia menambahkan program unggulan lainnya yang menjadi hasil diskusi intens dengan NU adalah Gerakan Etam Mengaji (Gema Etam). Program ini bahkan telah melahirkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2021, sebagai bentuk regulasi lokal yang menguatkan semangat literasi Al-Qur’an di seluruh penjuru Kukar.
“Sebelum perda itu terbit, saya diskusi dan minta masukan dari NU. Setelah dua tahun masa kepemimpinan saya, Perda Gema Etam akhirnya lahir di tahun ketiga. Ini jadi tonggak penting gerakan kita bersama,” jelas Edi.
Meski perda telah diterbitkan, Bupati Edi mengakui bahwa implementasi di lapangan masih belum maksimal. Ia menyebutkan bahwa masih ada ruang perbaikan, terutama dalam pelaksanaan di tingkat kecamatan.
“Salah satu perhatian saya adalah pelaksanaan kegiatan LPTQ di tingkat kecamatan yang belum berjalan konkret. Ke depan, saya berharap NU di tingkat kecamatan bisa berkolaborasi lebih aktif untuk pengembangan kegiatan belajar membaca dan memahami Al-Qur’an,” ujarnya.
Edi menegaskan bahwa kolaborasi pemerintah daerah dan NU bukan semata kerja birokrasi, melainkan bentuk nyata membangun kehidupan umat dan menciptakan masyarakat yang berakhlak, mandiri dan sejahtera. Di bawah semangat Kukar Idaman, sinergi ini menjadi kunci keberhasilan berbagai inisiatif yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat. (Adv)