Insitekaltim Samarinda-Penolakan pembangunan jalur pipa gas sepanjang 340 KM yang dilakukan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak mendapat dukungan dari DPRD Provinsi Kaltim, kepala daerah kabupaten/kota maupun organisasi yang hadir dalam diskusi tersebut
Dalam diskusi berkaitan pembahasan rencana pembangunan pipa gas dari Bontang Kalimantan Timur Takisung Kalimantan Selatan yang digelar di Lamin Etam Senin, (10/9/2018)
Walikota Bontang dr. Neni Moernaieni dengan tegas Bontang menolak pembangunan jalur pipa gas sepanjang 340 KM. Alasannya sudah jelas bahwa Kaltim masih membutuhkan gas kalau itu terjadi maka tidak bisa dibayangkan Kaltim apa jadinya kalau itu terbangun
“Sedangkan kita masih kekurangan gas untuk kebutuhan Kaltim. Sulit kalau tidak ada dukungan dari DPRD maupun gubernur Kaltim. Seingat saya masalah ini sudah muncul pada tahun 2007. Kalau hari ini dikembangkan maka tetap Bontang menolak dengan tegas adanya pembangun jalur pipa gas Bontang Kalsel,”ucapnya
Selain itu, Bontang yang ditetapkan sebagai kota Gas dan kondersa saat ini memiliki 8 trent tinggal 3 trent, dari PHM habis tinggal sedikit, total, blok Bontang. Kenapa saya menolak karena dengan isoteng kita bisa berikan dari Bontang , sekarang PLTG Sambera setiap hari mendapatkan 12 isoteng dari Bontang untuk menghidupkan mesinnya
“Untuk Sambera ada dua turbin, satu menggunakan solar dan satunya dari LNG karena harga solar mahal maka beralih pada LNG kalau pembagunan isoteng dengan pipanisasi maka lebih baik kita bangun isoteng dan itu lebih bermanfaat untuk Kaltim,”kata Neni
Ditempat yang sama Edy Kurniawan mewakili DPRD Provinsi Kaltim dengan sikap yang sama seperti yang diperlihatkan gubernur Kaltim menolak pembangunan tersebut.Kata , Edy, pada intinya kami menolak karena Kaltim masih kekurangan gas
“Secara pribadi maupun secara kelembagaan DPRD Provinsi Kaltim, menyatakan menolak, kalau pembangunan itu untuk kebutuhan Kaltim maka kami dukung tapi masalahnya untuk kebutuhan daerah lain.Kan sudah jelas bahwa Kaltim kekurangan gas, “kata Edy yang duduk di komisi II
Dari awal, Gubernur Kaltim menolak terhadap pembangun pipa gas di wilayahnya karena dianggap pembangunan pipa gas yang melewati lima kabupaten/kota akan merugikan Kaltim sendiri, apalagi belum ada koordinasi dengannya.
“Pemerintah bukan tidak mendukung selama proses dan prosedurnya sesuai ketentuan dan dapat menguntungkan masyarakat Kaltim kenapa tidak tapi masalahnya kami melihat, ini akan seperti provinsi Aceh bukan mala untung tapi banyak ruginya dan itu bisa dilihat disana saat ini. Kaltim. tidak mau seperti Aceh, “kata Awang Faroek
Apakah tahu berapa banyak gas yang keluar dari Kaltim, kan tidak mungkin kita tahu dan itu nantinya akan habis gas yang kita miliki dan ini tidak boleh kita biarkan sebut Awang
“Pembangunan jalur pipa gas yang melewati Samarinda, Kutai Kartanegara Balikpapan, PPU dan Paser, ini kan belum jelas apalagi yang bangun pihak swasta bukan pemerintah sehingga tidak ada jaminan untuk Kaltim,”ungkap Awang
Sebelumnya ada keinginan pemerintah pusat melalui BPH Migas untuk memenuhi kebutuhan gas di Kalimantan .Dimana PT Bakrie & Brothers selaku investor siap membangun jalur pipa gas sepanjang 340 km. Jalur tersebut dibangun dari Kaltim sampai ke Takisung, Kalimantan Selatan
Rencana pembangunan akan dilakukan secara BOT (Build Operation Transfer). PT Bakrie & Brothers akan menyiapkan dana senilai 500 juta US Dollar. Itu untuk 530 km jalur pipa gas dari Kaltim ke Kalsel.
Wartawan sukri