Insitekaltim,Samarinda – Perayaan Naga Bekenyawa kembali hadir di Kecamatan Samarinda Seberang sebagai rangkaian dari Festival Erau Adat Pelas Benua Etam 2024.
Hadir dalam kesempatan itu, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kota Samarinda Marnabas Patiroy yang mewakili Wali Kota Samarinda Andi Harun, Putra Mahkota Kesultanan Kutai Kertanegara Pangeran Noto Negoro beserta rombongan dan tokoh-tokoh masyarakat di Samarinda Seberang.
Pangeran dan rombongan tiba di Samarinda Seberang melalui jalur air dan menepi di Dermaga Batang Aji di Kelurahan Baqa pada Minggu (29/9/2024).
Kedatangannya disambut oleh 40 prajurit barisan Bugis atau Jokaje Besi Bandranga, juga ratusan masyarakat Samarinda Seberang yang menyambut antusias.
Berbagai acara penyambutan pun dilakukan untuk menyambut kedatangan rombongan kesultanan Kutai ini. Mulai dari proses tari-tarian, Tempung Tawar untuk mendoakan keselamatan perjalan pangeran bersama rombongan kesultanan.
Melalui acara penuh makna ini, Andi Harun menyampaikan bahwa kegiatan adat ini memiliki makna mendalam sebagai simbol persaudaraan antara Kesultanan Kutai Kartanegara dengan warga Samarinda, khususnya Samarinda Seberang.
Menjadi suatu kehormatan bagi warga untuk melihat langsung rangkaian kegiatan Erau Adat Pelas Benua Etam yakni Naga Bekenyawa.
“Kami mengucapkan selamat datang kepada Kesultanan Kutai Kartanegara yang akan menyelenggarakan Naga Bekenyawa di Samarinda Seberang,” ujar Andi Harun dalam sambutan tertulisnya di Jalan Bung Tomo RT 22, Kelurahan Baqa, Kecamatan Samarinda Seberang.
Prosesi Naga Bekenyawa memiliki sejarah panjang. Diceritakannya bahwa dahulu, Raja Kesultanan Kutai Ing Martadipura, sebelum melarutkan naga di Kutai Lama, selalu menyempatkan diri untuk singgah di Kampung Baqa guna mempererat hubungan dengan warga, khususnya Suku Bugis yang mendiami wilayah tersebut.
“Naga Bekenyawa adalah simbol persahabatan dan persaudaraan antara Sultan dengan masyarakat Samarinda Seberang,” katanya.
Dirinya berharap tahun ini, semua rangkaian Erau dapat berjalan lancar dan Erau semakin dikenal sebagai warisan budaya oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.
Sebagai bagian penting dari Festival Erau yang diprakarsai oleh Kesultanan Kutai Kartanegara, Andi Harun juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung penuh kegiatan tersebut.
“Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah bekerja sama, khususnya Kesultanan Kutai Kartanegara yang memberikan kehormatan kepada Kota Samarinda untuk berpartisipasi,” tutupnya.
Selepas prosesi Taping Tawar, Pangeran Noto Negoro bertolak bersama rombongan di hari yang sama. Sambil diiringi Selawat Nabi Muhammad, warga ramai-ramai bersalaman sekaligus melepas simbol kesatuan kesultanan itu menuju Kutai Lama.