
Insitekaltim, Kukar – Di hamparan hijau Kalimantan Timur, terdapat sebuah kecamatan yang tidak hanya kaya akan lanskap alam, tetapi juga kaya dalam makna kehidupan sosial.
Muara Muntai, yang terbentang seluas 928,6 kilometer persegi di Kabupaten Kutai Kartanegara, menjadi potret langka dari masyarakat yang merayakan perbedaan dalam kebersamaan.
Di sepanjang aliran sungai yang jernih dan lebatnya hutan tropis, warga Muara Muntai menjalani hidup dalam balutan nilai-nilai toleransi yang mengakar kuat. Tidak ada sekat yang membatasi antara suku Kutai, Bugis, Jawa, Banjar, hingga pendatang dari Timur dan Lombok. Semua hidup berdampingan, membentuk komunitas yang harmonis di 13 desa yang ada, di antaranya, Batuq, Jantur, Jantur Selatan, Kayu Batu, Muara Aloh, Muara Leka, Muara Muntai Ilir, Muara Muntai Ulu, Perian, Pulau Harapan, Rebaq Rinding dan Tanjung Batuq Harapan.
“Alhamdulillah, sampai saat ini kehidupan masyarakat penuh kerukunan,” ujar Kepala Seksi Pemerintahan Kecamatan Muara Muntai Kuryadi, saat ditemui di Kantor Camat, Senin 28 April 2025.
Kuryadi menyampaikan, kehidupan sosial warga terus dijaga lewat pendekatan budaya dan penguatan nilai gotong royong. Pemerintah kecamatan tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tapi juga memastikan tatanan adat dan tradisi tetap menjadi fondasi utama pembangunan sosial.
“Kami selalu mengupayakan agar kegiatan pembangunan tidak memutus urat nadi adat dan tradisi,” tegasnya.
Muara Muntai menjadi bukti modernisasi bisa berjalan seiring dengan pelestarian nilai-nilai lokal. Melalui berbagai program sosial, seperti pelatihan seni tradisional, forum dialog warga lintas agama dan budaya, serta festival budaya tahunan, rasa saling percaya dan solidaritas terus dirawat.
Di desa-desa, perayaan adat dan keagamaan tak hanya menjadi milik satu kelompok. Warga dari berbagai latar belakang etnis dan agama saling membantu dan hadir dalam momen-momen penting satu sama lain. Sikap inklusif ini tak lahir dari paksaan, melainkan kesadaran bersama akan pentingnya harmoni dalam keberagaman.
“Kami mendorong semua elemen masyarakat untuk terlibat aktif dalam setiap kegiatan sosial. Karena, dari partisipasi itu terciptalah rasa persaudaraan,” tutur Kuryadi. (Adv)