
Insitekaltim, Kaltim – Pemerintah Desa Muara Leka, Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), menunjukkan komitmen serius terhadap upaya mitigasi bencana dengan mengalokasikan sebagian Dana Desa untuk program kesiapsiagaan, khususnya menghadapi risiko kebakaran.
Sekretaris Desa Muara Leka, Yusuf, menyatakan bahwa alokasi anggaran tersebut difokuskan pada pembentukan dan pemberdayaan tim pemadam kebakaran (Damkar) desa yang kini mulai aktif beroperasi secara mandiri.
“Kita sudah bentuk relawan Damkar, jadi untuk sementara kami hanya bisa bantu honor kegiatan saja,” kata Yusuf saat dikonfirmasi pada Selasa, 29 April 2025.
Meski belum dilengkapi peralatan lengkap, Yusuf menilai keberadaan tim relawan merupakan langkah awal yang strategis untuk mempercepat respons darurat di tengah keterbatasan sarana.
Selain penanganan, Pemdes juga aktif menjalankan langkah preventif dengan meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya pencegahan kebakaran rumah maupun lahan. Melalui forum RT/RW dan media informasi desa, imbauan disampaikan secara rutin kepada masyarakat.
“Warga kami imbau agar sebelum meninggalkan rumah, pastikan semua dalam keadaan aman. Cek tabung dan selang gas, serta instalasi listrik untuk menghindari korsleting,” jelas Yusuf.
Ia menekankan bahwa kebiasaan lama warga dalam membuka lahan dengan cara dibakar kini harus ditinggalkan, mengingat risiko yang tinggi terhadap kebakaran tidak terkendali.
“Kami minta agar masyarakat tidak menggunakan cara bakar lahan. Ini sangat berbahaya, apalagi jika tidak disertai pengawasan dan kesiapsiagaan,” tegasnya.
Pemerintah desa juga mengupayakan sinergi antara perangkat desa, relawan Damkar, dan masyarakat untuk menempatkan sistem siaga di titik-titik rawan kebakaran.
Lebih jauh, Yusuf berharap dukungan dari pemerintah kabupaten dan instansi terkait guna memperkuat kesiapsiagaan di tingkat desa.
Kebutuhan mendesak seperti alat pemadam, pelatihan bagi relawan, hingga sistem komunikasi darurat dinilai perlu segera dipenuhi agar penanganan kebakaran bisa berjalan optimal.
“Kami ingin sistem siaga bencana ini tidak hanya bersifat sementara, tapi berkelanjutan dan terintegrasi,” pungkasnya. (Adv)

