Insitekaltim,Tenggarong – Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Brigjen Dendi Suryadi dan Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Sarkowi V Zahry tengah menghadapi masalah di media sosial Facebook (FB). Kedua tokoh ini menjadi korban akun palsu yang mengatasnamakan diri mereka, namun dengan modus operandi yang berbeda.
Brigjen Dendi, yang mendapat dukungan luas di Kutai Kartanegara (Kukar) sebagai calon bupati itu diusik oleh akun FB palsu yang menggunakan namanya untuk melakukan penipuan terkait bisnis jual beli mobil.

Sementara Sarkowi, yang telah mendaftar sebagai calon Wakil Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) dari Partai Golkar, Partai Gerindra, PAN, PKB dan Nasdem itu dihadapkan pada akun palsu yang menawarkan bantuan dana untuk renovasi dan pembangunan tempat ibadah, termasuk masjid.
Ketika dikonfirmasi oleh media, Sarkowi yang merupakan pimpinan Fraksi Golkar DPRD Kaltim itu membenarkan keberadaan akun palsu tersebut. Ia mengimbau masyarakat agar tidak mudah terpengaruh dan tertipu.
“Banyak yang menghubungi saya setelah diajak berteman oleh akun tersebut atau menerima pesan yang menawarkan dana renovasi masjid. Mereka bertanya apakah itu benar akun saya atau bukan. Saya katakan itu akun palsu dan sangat mengganggu. Tolong jangan sampai tertipu,” tegas Sarkowi, yang juga Anggota DPRD Kaltim selama empat periode ini, Jumat (14/6/2024).
Di sisi lain, meskipun belum ada konfirmasi langsung dari Brigjen Dendi, sejumlah pesan di grup WhatsApp telah menyebarkan peringatan terkait akun palsu tersebut. Rekaman suara dari orang dekat Dendi juga beredar, menegaskan bahwa akun tersebut memang palsu dan mengingatkan agar masyarakat berhati-hati terhadap modus penipuan tersebut.
“Mohon disebarkan, ada akun Facebook yang mengatasnamakan Pak Brigjen Dendi suryadi. Ternyata setelah kami konfirmasi ke Pak Dendi itu ternyata bukan akun sidin (beliau). Akun tersebut adalah palsu,” ujar kerabat terdekat Dendi.
Peristiwa ini menjadi perhatian serius mengingat penggunaan nama kedua tokoh ini untuk penipuan bisa merugikan banyak pihak. Masyarakat diimbau untuk selalu memverifikasi kebenaran akun sebelum melakukan interaksi lebih lanjut, terutama terkait transaksi finansial.
Penggunaan akun palsu di media sosial untuk penipuan bukanlah hal baru, namun ketika melibatkan tokoh publik seperti Brigjen Dendi dan Sarkowi, dampaknya bisa sangat luas dan merugikan.