Insitekaltim, Samarinda – Matahari bersinar di Kota Ankara, ibu kota Turkiye, 10 Juli 2020. Pada hari yang cerah itu, Dewan Negara berencana membatalkan keputusan kabinet yang menetapkan Masjid Hagia Sophia menjadi museum pada 24 November 1934. Dewan Negara, Negeri Anatolia itu berniat mengembalikan fungsi Hagia Sophia sebagai tempat ibadah umat muslim.
Hagia Sophia sendiri awalnya adalah sebuah bangunan gereja ortodoks. Namun sejak penaklukan Istanbul oleh Sultan Mehmed, pada 29 Mei 1453, gereja itu berubah fungsi menjadi masjid.
Pembatalan keputusan kabinet oleh Dewan Negara ini membuka jalan bagi Hagia Sophia untuk diubah fungsinya menjadi masjid kembali.
“Pada hari yang sama, menyusul keputusan tersebut, Hagia Sophia kembali dibuka sebagai masjid untuk jemaah dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden bernomor 2729 tersebut di atas dengan tanda tangan Presiden Republik Turki Recep Tayyip Erdogan”. Demikian catatan yang tertulis di dinding depan bagian dalam samping pintu masuk Masjid Hagia Sophia.
——–
Mentor MSI Group Rosowati menuturkan pengalamannya saat berlibur ke Istanbul dan berkesempatan menunaikan ibadah salat zuhur di masjid yang sangat ikonik itu.
“Sungguh pengalaman yang sangat luar biasa. Dulu hanya bisa lihat di YouTube. Alhamdulillah, kemarin saya bisa salat di sana (Hagia Sophia),” kata Rosowati, Sabtu 1 Februari 2025.
Ibu lima anak ini menceritakan, pada bulan Januari, Turkiye masih musim dingin. Karena itu ia menyarankan, wisatawan Indonesia yang berencana datang ke Turki di bulan-bulan itu agar menyiapkan jaket, sepatu, penutup kepala (kupluk) dan sarung tangan untuk menahan dingin.
Jika datang dengan rombongan menggunakan bus, biasanya wisatawan harus turun di jalan utama dan berjalan kaki untuk menuju kawasan wisata Hagia Sophia. Jaraknya sekitar setengah kilometer menanjak dari jalan raya. Jika datang dengan taksi (sedan), biasanya pengunjung diantar langsung hingga lokasi wisata.
Dalam suhu dingin sekitar 4-6 derajat, ribuan pengunjung memenuhi pelataran Hagia Sophia atau biasa disebut Istanbul Historical Area. Ada dua tugu menjulang di kawasan Horse Square itu. Tugu menjulang itu biasa disebut Hippodrome. Dibangun di masa Kaisar Romawi Septimus Severus. Sekira tahun 203 sebelum Masehi.
Tugu-tugu itu berdiri kokoh di depan
Masjid Biru (Blue Mosque) atau Masjid Sultan Ahmed. Masjid ini dibangun pada 1609-1616, di masa kepemimpinan Sultan Ahmed I. Masjid Biru dibangun untuk menyaingi kemegahan Hagia Sophia. Memiliki
enam menara dan interior dalam masjid berwarna biru dengan arsitektur Islam tradisional dan Bizantium. Kapasitas masjid ini sampai 10.000 jemaah.
Selain Horse Square dan Blue Mosque, pengunjung juga bisa menikmati wisata lainnya di area Hagia Sophia seperti museum dan Istana Topkapi.
Pemerintah Turkiye juga mengatur. Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Hagia Sophia bisa masuk dengan membayar tiket seharga 25 Euro atau sekitar Rp425 ribu per orang.
“Sementara bagi pengunjung muslim, gratis. Tapi pintu hanya dibuka saat waktu salat wajib, seperti salat zuhur,” kata Rosowati.
“Antreannya panjang sekali. Karena kebanyakan pengunjung ingin melihat kondisi di dalam Masjid Hagia Sophia sekaligus menunaikan ibadah salat wajib,” ungkapnya.
Para pengunjung Hagia Sophia datang dari berbagai penjuru dunia. Namun sayang, tidak semua dari mereka bisa lolos masuk antrean. Pasalnya, polisi dan pengelola Hagia Sophia juga memberlakukan pengecekan kepada setiap pengunjung/jemaah masjid. Selain itu setiap jemaah juga harus melewati metal detektor, laiknya pemeriksaan memasuki Istana Kepresidenan.
“Saya datang dengan suami, ingin salat di sini. Tapi sayang, suami saya (warga Jerman) ditahan dan tidak diperbolehkan masuk. Padahal sudah saya bilang, suami saya mualaf. Tapi tetap tidak diperkenankan masuk,” kata Weni, warga Malang, Jawa Timur yang mengaku kini bermukim di Jerman.
Keindahan Hagia Sophia memang luar biasa. Dibangun dengan perpaduan arsitektur Romawi, Bizantium dan Islam. Mozaik Hagia Sophia nampak indah dan rumit. Menggambarkan tema sejarah, mitologi dan agama. Kristen dan Islam. Beberapa nampak Bunda Maria, bayi Yesus, malaikat dan para rasul. Gambar-gambar itu terlihat di langit-langit kubah masjid, meski beberapa nampak ditutupi kain putih panjang. Sedangkan di atas pintu masuk masjid, lukisan Yesus dan murid-muridnya tampak jelas dalam pandangan.
Air untuk wudhu di masjid ini sangat dingin, seperti es. Ribuan jemaah datang untuk melihat keindahan luar biasa yang tersaji, sekaligus beribadah dan berdoa. Muslim dari berbagai penjuru dunia bersujud di Hagia Sophia, memuji keagungan ilahi. Imam dan muazin masjid ini juga melantunkan suara-suara merdu menambah kekhusyukan ibadah di masjid ini.
Usai salat, beberapa pengunjung dari Indonesia menikmati sajian masakan Tanah Air, seperti ayam goreng tepung dan sayur sop Warung Mama Dede di sekitar tempat wisata yang sangat mendunia itu. Masakan terasa nikmat, sebab selama berhari-hari wisatawan lebih banyak asupan roti, telur, kentang dan daging.
“Mudah-mudahan, lain waktu bisa kembali lagi ke Hagia Sophia,” tutup Rosowati.