Insitekaltim, Samarinda –Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) terus memperkuat langkah menuju target eliminasi malaria di seluruh kabupaten dan kota pada tahun 2027. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim, Jaya Mualimin, menyampaikan bahwa hingga pertengahan tahun 2025, 6 dari 10 kabupaten/kota di Kaltim telah dinyatakan bebas malaria.
“Dari sepuluh kabupaten/kota, sudah enam yang bebas malaria. Yang masih belum adalah Penajam Paser Utara (PPU), Paser, Berau, dan Kutai Timur (Kutim),” ujar Jaya saat ditemui di Kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada, Samarinda, Selasa, 17 Juni 2025.
Jaya mengungkapkan bahwa tantangan terbesar saat ini adalah di wilayah PPU dan Paser. Kedua daerah tersebut masih mencatat angka kasus malaria tahunan yang cukup tinggi, yakni di atas 5 persen. Padahal, untuk meraih status eliminasi malaria, angka kasus tahunan harus di bawah 1 persen.
“Sebenarnya sebagian besar daerah sudah memenuhi syarat. Tapi PPU dan Paser masih di atas 5 persen. Itu yang sedang kita kejar agar bisa segera ditekan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Jaya menjelaskan bahwa habitat nyamuk pembawa parasit malaria, yaitu nyamuk Anopheles, masih banyak ditemukan di kawasan hutan sekitar wilayah Ibu Kota Negara (IKN), khususnya di kawasan Muser Paser. Meski bukan berasal dari area inti IKN, keberadaan hutan yang luas dan aktivitas manusia di dalamnya memicu risiko penularan.
“Yang membawa parasit itu bukan nyamuk di IKN-nya, tapi dari kawasan hutan di sekitarnya. Warga atau pekerja yang beraktivitas di sana seringkali pulang membawa parasit malaria, dan bisa menular ke orang lain,” ungkapnya.
Untuk menekan laju penyebaran, Dinas Kesehatan Kaltim telah membentuk pos pemantau malaria di wilayah rawan tersebut. Pos ini bertugas memeriksa kondisi kesehatan, khususnya darah, para pekerja yang keluar-masuk kawasan hutan. Upaya ini dinilai cukup efektif karena telah menunjukkan penurunan jumlah kasus secara bertahap.
“Kita sudah bentuk pos pemantau malaria. Jadi siapa saja yang masuk ke area hutan dicek, dan saat keluar pun dicek lagi. Kalau terdeteksi membawa parasit, langsung ditangani. Ini sangat membantu menekan angka kasus,” tutur Jaya.
Ia optimistis, dengan strategi terpadu yang melibatkan deteksi dini, edukasi masyarakat, serta pengawasan ketat, target eliminasi malaria di seluruh kabupaten/kota pada 2027 bisa tercapai. Terlebih lagi, dukungan lintas sektor, termasuk dari pengelola kawasan IKN dan instansi terkait, terus diperkuat.
“Target kita tetap 2027 semua wilayah di Kaltim bebas malaria. Perlu sinergi semua pihak, apalagi dengan hadirnya IKN, mobilitas manusia tinggi dan perlu pengawasan ekstra,” pungkas Jaya.
Dengan strategi yang terus dimatangkan dan kerja sama lintas sektor, Provinsi Kalimantan Timur berharap bisa menjadi provinsi yang sepenuhnya terbebas dari ancaman malaria dalam dua tahun ke depan.(Adv/DiskominfoKaltim)
Editor: Sukri