Insitekaltim, Kukar– Bersama teman saya, Jurnalis Narasi.co Ira, kami berkesempatan mengunjungi Lakeview Samboja. Perjalanan ini terasa spesial karena kami langsung dibawa oleh CEO MSI Group Mohammad Sukri, untuk melihat dari dekat wisata baru yang sedang ramai diperbincangkan.

Dari Samarinda, kami menempuh jalur darat melewati Palaran, Sanga-Sanga hingga Muara Jawa. Hampir tiga jam perjalanan, memperlihatkan pemandangan khas hutan, permukiman, hingga kolam bekas tambang. Saat melewati Jembatan Dondang yang panjangnya 840 meter, suasana terasa semakin berbeda menjelang Samboja.
Namun, sesampainya di area wisata, kami sempat mengeluhkan akses masuk menuju Lakeview yang masih berupa jalan tanah. Jika hujan, jalannya pasti licin dan berbahaya. Malam hari pun kemungkinan akan gelap karena minim penerangan. Hal-hal kecil seperti ini cukup mengurangi kenyamanan, meski suasana di dalam kawasan wisata cukup ramai.
Begitu memasuki, Lakeview lelah perjalanan kami langsung terbayar. Bekas tambang seluas 11 hektare ini kini jadi danau hijau yang dikelilingi bukit. Dari atas, kilau airnya cukup menawan, apalagi saat terkena cahaya matahari sore.
Wahana di Lakeview cukup banyak, tapi yang paling menarik perhatian tentu saja Dragon Slide. Saya dan Ira memberanikan diri naik. Dari atas, sempat ada rasa takut melihat langsung ke arah danau.
Begitu meluncur, tubuh serasa melayang, angin kencang menyapu wajah, dan teriakan spontan keluar. Ira bahkan menjerit sepanjang lintasan, lalu tertawa kencang ketika sampai di bawah. Deg-degan, tapi juga nagih. Sensasi yang susah dilupakan.
Selain itu, ada juga Rainbow Slide, Dream Castle, Skydeck, hingga bioskop VR. Hampir semua wahana didesain instagramable, cocok untuk pengunjung muda yang ingin berburu konten.
Sukri, CEO MSI Group yang mendampingi perjalanan, ikut memberi catatan. Ia menyebut masih ada pembatasan akses ke beberapa titik destinasi sehingga pengalaman wisata terasa belum maksimal. Soal makanan, ia berujar rasa dan pilihan menu di foodcourt masih kurang “worth it”
“Tapi kalau ini bisa terus diperbaiki, Lakeview punya potensi besar jadi ikon wisata baru di Kaltim,” ujarnya.
Kunjungan kami bertepatan dengan HUT RI ke-80. Diskon tiket masuk 30 persen, bendera merah putih kecil terpasang di beberapa sudut, menambah nuansa nasionalisme di tengah keramaian. Selain wahana, Lakeview juga memberi dampak nyata bagi masyarakat. Banyak warga Samboja kini bekerja di sini, sementara sebagian lain membuka warung makanan dan kios kecil di sekitar area wisata. Kehadiran Lakeview benar-benar membuka peluang baru di daerah yang sebelumnya hanya menyisakan lubang tambang.
Lokasinya cukup strategis, hanya delapan menit dari pintu Tol Balikpapan–Samarinda. Harga tiket masuk mulai Rp25 ribu di hari biasa dan Rp35 ribu di akhir pekan. Ada juga tiket terusan untuk menikmati beberapa wahana sekaligus.
Menjelang sore, kami memutuskan pulang lewat Tol Balikpapan–Samarinda, perjalanan lebih cepat dan nyaman. Di perjalanan, kami sudah berencana menginap semalam di Hotel Bellin Swiss, salah satu hotel yang nyaman di kota ini.

Setiba di Balikpapan, mobil melintasi jalanan kota yang khas dengan pemandangan gedung-gedung bertingkat berpadu dengan garis pantai. Kami sempat singgah di tepi pantai, sekadar berfoto dan menikmati pergantian langit. Warna jingga yang perlahan muncul di ufuk barat menutup perjalanan hari itu dengan nuansa hangat.
Bagi saya dan Ira, perjalanan bersama MSI Group ini bukan sekadar liburan. Lakeview Samboja adalah bukti nyata bahwa lahan bekas tambang bisa diubah menjadi ruang produktif. Meski masih ada catatan soal akses dan fasilitas, suasana dan sensasi yang kami rasakan sudah cukup membuktikan bahwa Lakeview punya masa depan cerah sebagai destinasi wisata kebanggaan Kaltim.