Insitekaltim, Bali – Di balik gemerlap Pantai Kuta yang terkenal sebagai destinasi wisata dunia, yang merupakan bagian dari Bali, Indonesia tersimpan cerita inspiratif seorang pria bernama Kris.
Ia kini dikenal sebagai pengelola bar sekaligus penyedia jasa peminjaman papan selancar dan pelatihan selancar. Namun, siapa sangka, perjalanan hidupnya dimulai dari keterbatasan sebagai seorang pemulung.
Kisah hidup Kris dimulai dengan perjuangan yang tidak mudah. “Saya ini pemulung dari umur 4 tahun. Sudah tidak tinggal dengan orang tua,” ungkap Kris di Pantai Kuta, Badung, Bali pada Jumat, 10 Januari 2024.
Kehidupannya di Jakarta saat itu mengajarinya untuk mandiri sejak dini. Kris percaya bahwa hidup adalah “keharusan”, bukan sekadar kebutuhan.
Pada tahun 1999, Kris memutuskan untuk meninggalkan Jakarta dengan hanya bermodal Rp50.000. Perjalanan itu tidak mudah. Ia harus berpindah-pindah truk untuk mencapai Bali.
“Dari Jakarta ke Surabaya, lalu menyebrang. Ongkos waktu itu hanya Rp5.000,” kenangnya. Namun, niat yang kuat dan tekad untuk maju menjadi pendorongnya untuk tidak menyerah.
Setelah tiba di Bali, Kris memulai usaha kecil-kecilan. Ia bekerja membuka dan menutup bar, hingga akhirnya berkolaborasi dengan rekan untuk mendirikan usaha sendiri.
“Saya lebih fokus di bar. Ini usaha bersama teman. Awalnya cuma ada beberapa spot kecil. Tapi sekarang, dengan peraturan baru, banyak usaha yang berkurang. Identitas dan izin menjadi penting,” jelasnya.
Bali, dengan pesonanya sebagai destinasi wisata, menjadi tempat yang ideal untuk mengembangkan usaha. Namun, perjalanan tidak selalu mulus. Kris menyebutkan dampak besar pandemi Covid-19 terhadap bisnis di Bali.
“Covid itu berat. Banyak usaha gulung tikar, bukan hanya pendatang, tapi juga orang lokal Bali. Wisatawan yang berkurang sangat memengaruhi ekonomi di sini,” tuturnya.
Melihat perjuangannya dari nol, Kris memiliki pesan penting untuk generasi muda. “Jangan terlalu bermanja-manja dengan hidup. Cari uang, kumpulkan uang. Ingat, kamu bukan hidup untuk hari ini saja. Masih ada masa depan,” ujarnya tegas.
Kris berharap generasi muda dapat belajar dari perjuangannya dan tidak takut memulai dari nol. “Hidup itu harus dijalani dengan tekad dan usaha. Jangan bergantung pada orang lain, bahkan orang tua. Kita harus berdiri di atas kaki sendiri,” pungkasnya.