Insitekaltim, Samarinda – Dalam upaya mencegah kanker serviks pada perempuan, Dinas Kesehatan Kota Samarinda menggelar Pertemuan Koordinasi Lintas Sektor pada Senin (25/11/2024) di Hotel Mercure Samarinda.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), yang fokus pada pemberian vaksin Human Papilloma Virus (HPV) untuk anak usia sekolah dasar.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda Ismed Kosasih menegaskan bahwa imunisasi HPV adalah langkah preventif yang sangat penting untuk mencegah kanker serviks, jenis kanker yang paling sering menyerang perempuan.
“Imunisasi HPV ini sudah kami lakukan sejak tahun lalu. Meski tergolong baru di Indonesia, vaksin ini berfungsi mencegah infeksi HPV, yang merupakan penyebab utama kanker serviks. Kami menargetkan pemberian imunisasi kepada siswa kelas 5 dan 6 Sekolah Dasar, dan Insyaallah ke depannya akan diperluas,” jelas Ismed.
Ia juga menyampaikan bahwa cakupan imunisasi di Samarinda cukup baik, namun tantangan utama adalah meyakinkan masyarakat tentang pentingnya vaksin ini, terutama di tengah berbagai stigma yang ada.
Masih adanya penolakan terhadap vaksinasi menjadi tantangan utama program ini. Ismed menekankan pentingnya sinergi lintas sektor untuk meningkatkan pemahaman masyarakat.
“Kami menggandeng berbagai pihak, termasuk Kementerian Agama Kota Samarinda untuk ranah madrasah, organisasi masyarakat serta para camat. Ini penting agar masyarakat memahami bahwa vaksin HPV adalah bagian dari langkah preventif untuk kesehatan masa depan anak-anak mereka,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa keraguan masyarakat sering muncul akibat kurangnya informasi dan banyaknya jenis vaksin yang ditawarkan. Oleh karena itu, pendekatan berbasis edukasi menjadi kunci untuk membangun kepercayaan.
Secara medis, vaksinasi HPV sangat efektif dalam mencegah infeksi HPV, terutama tipe yang paling sering menyebabkan kanker serviks, yaitu HPV tipe 16 dan 18. Pemberian vaksin ini idealnya dilakukan pada anak perempuan sebelum memasuki usia remaja, saat mereka belum aktif secara seksual, karena efektivitasnya paling tinggi pada individu yang belum pernah terpapar HPV.
“Dalam dunia kesehatan, pencegahan seperti imunisasi ini jauh lebih efisien dibandingkan upaya pengobatan. Jika sudah terkena kanker, biaya pengobatan bisa sangat besar dan menguras tenaga,” kata Ismed.
Meski pemerintah pusat telah mendukung pengadaan vaksin HPV, tantangan logistik tetap menjadi perhatian. “Ketersediaan vaksin sepenuhnya bergantung pada pemerintah pusat dan provinsi. Kami di tingkat kota hanya sebagai pelaksana di lapangan. Namun, kami siap melaksanakan imunisasi ini secara optimal,” tegasnya.
Dengan target pemberian vaksin di seluruh sekolah dasar Kota Samarinda, pertemuan lintas sektor ini menjadi langkah awal yang krusial.
Pemerintah Kota Samarinda berharap bahwa dengan kerja sama yang solid dan edukasi berkelanjutan, cakupan imunisasi HPV akan semakin meningkat dan generasi muda terlindungi dari ancaman kanker serviks di masa depan.
Beta feature
Beta feature