Insitekaltim,Samarinda – Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Mohammad Sukri menyampaikan pentingnya judul berita dalam menggaet pembaca.
“Saat orang membaca berita, mereka pertama-tama melihat judulnya. Jika judulnya menarik, mereka akan melanjutkan membaca,” ungkapnya pada Bimbingan Teknis (Bimtek) Penguatan Kehumasan di jajaran Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kanwil Hukum dan HAM) Kaltim, Kamis (26/10/2023).
Sukri menerangkan bahwa judul berita memiliki peran penting dalam menarik pembaca. Ia menekankan agar judul berita harus sesuai dengan standar tanpa kehilangan daya tariknya.
“Pastikan judul yang kita angkat adalah berasal dari berita yang aktual, informatif, fungsional dan tidak bertele-tele agar menarik pembaca. Sebab judul adalah bagian yang pertama kali dibaca,” jelasnya.
Ia memaparkan dalam standar web, judul sebaiknya tidak melebihi tujuh kata dan harus langsung menggambarkan inti berita.
“Secara standar web maksimal tujuh kata dalam membuat judul. Singkat dan padat, artinya langsung to the point,” ungkapnya.
Sukri juga mengungkapkan bahwa dalam judul berita, penggunaan kata-kata depan, konjungsi, seruan, atau kata sandang sebaiknya dihindari.
“Hindari penggunaan kata-kata depan, konjungsi, seruan, atau kata sandang dalam membuat judul,” tuturnya.
Dalam pembuatan berita, Sukri juga menyarankan untuk menggunakan kalimat aktif daripada kalimat pasif. Kalimat aktif lebih singkat namun memiliki daya tarik, karena fokus pada pelaku atau penyebab suatu peristiwa.
Sukri juga menggarisbawahi pentingnya kecepatan produksi berita. Menurutnya, berita harus diunggah minimal dua jam setelah peristiwa terjadi agar tetap bersaing dengan media lain. Dalam hal ini, kecepatan menjadi kunci kesuksesan.
“Minimal dua jam setelah acara itu berita harus naik, sebab kita bersaing dengan media lain, kalau kita terlalu lama menaikkan berita, akhirnya media milik kita akan tenggelam,” ujarnya.
Lebih lanjut, CEO MSI Group ini mengingatkan setiap wartawan untuk bertanggung jawab atas informasi yang disampaikan kepada masyarakat. Verifikasi informasi adalah langkah krusial untuk menjaga integritas jurnalistik.
“Kita harus memverifikasi setiap informasi yang kita dapat, karena itu akan kita pertanggungjawabkan,” imbuhnya.
Untuk melakukan verifikasi itu, ia menekankan perlunya wartawan turun ke lapangan untuk memahami kondisi sebenarnya.
“Maka dari itu saya sangat menekankan bahwa wartawan itu harus turun ke lapangan agar mereka tahu kondisi sesungguhnya di lapangan,” tandas Sukri.