Insitekaltim, Samarinda– Musyawarah Daerah V Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Samarinda dengan mengusung tema Ukhuwah Memajukan dan Mewujudkan Samarinda Sebagai Kota Pusat Peradaban dinilai memiliki relevansi dengan visi misi Pemerintah Kota Samarinda. Benang merah untuk mewujudkan cita-cita ideal Samarinda sebagai Kota Pusat Peradaban terletak pada keseimbangan antara pembanguan material dan spiritual.
“Tema ini sangat relevan dengan visi misi Pemerintah Kota Samarinda. untuk mewujudkan Samarinda sebagai Kota Pusat Peradaban, maka harus ada balance antara bangunan fisik/material dengan pembangunan mental spiritual,” demikian diungkapkan Asisten 1 Pemkot Samarinda Ridwan Tassa dalam sambutannya mewakili Wali Kota Samarinda Andi Harun pada kegiatan Pembukaan Musyawarah Daerah V MUI Kota Samarinda, Sabtu (4/2/2023) di Hotel Grand Sawit.
Dikatakan Ridwan Tassa, saat ini Pemerintah Kota Samarinda sedang menggalakkan beberapa pembangunan fisik yang menggelontorkan anggaran yang cukup besar, salah satunya terowongan sepanjang 600 meter di Selili dan Tepian Mahakam Teras Samarinda.
Dijelaskannya, pertama untuk pembangunan terowongan sepanjang 600 meter sementara dimulai. Terowongan ini nantinya berpotensi menjadi solusi agar tidak terjadi kemacetan.
Kedua, Tepian Mahakam Teras Samarinda.
“Teras Samarinda itu dimulai dari Pasar Pagi sampai ke terminal Balikpapan. Pembangunan tersebut akan dibangun secara totalitas dan tahun ini akan dimulai di depan Kantor Gubernur,” ucapnya.
Ia menambahkan, sementara pembangunan Pasar Pagi ini include (termasuk) dengan penataan mesjid.
“Dan itu sudah dipresentasikan, dan dikomunikasikan dengan pengurus mesjid,” katanya.
Tak hanya itu, dalam narasi besar Pemerintah Kota Samarinda bahkan bercita-cita agar pada tahun 2024 mendatang persoalan banjir yang acapkali terjadi dapat terselesaikan.
Dikatakan Ridwan Tassa, sederet program besar ini insyaallah akan dilakukan. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Samarinda berharap agar MUI ikut serta secara aktif guna memberikan masukan, kontribusi pemikiran, dan membantu memberikan pengarahan kepada masyarakat.
Lebih lanjut dikatakannya, selain pembangunan fisik/material, juga menyediakan pembangunan nonfisik.
“Pembangunan nonfisik ini insyaallah akan kita lakukan secara paralel. Dan Majelis Ulama Indonesia memegang peran penting dalam hal ini termasuk organisasi-organisasi kemasyarakatan, ormas-ormas Islam, pondok pesantren. Hal itu akan terus ditumbuhkembangkan sehingga masyarakat semakin taat di dalam beragama dan semakin mampu berkontribusi pada nilai-nilai agama agar Kota Samarinda kondusif,” imbuhnya.