Insitekaltim,Samarinda – Kalimantan Timur (Kaltim) menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan pangan hewani, terutama dengan adanya Ibu Kota Nusantara (IKN) yang diprediksi akan menyebabkan migrasi sekitar 200 ribu orang ke wilayah tersebut.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kaltim Fahmi Himawan menegaskan Kaltim masih sangat bergantung pada pasokan daging merah dari luar daerah untuk memenuhi kebutuhan 4,05 juta jiwa masyarakatnya.
“Seiring bertambahnya populasi di IKN, pasokan daging merah dari Kaltim tidak mencukupi, karena 70 persen kebutuhan masih dipenuhi dari luar daerah,” ujar Fahmi, Rabu (21/8/2024).
Sementara untuk daging ayam, Kaltim telah mencapai swasembada, berkat lima pembibitan ayam besar yang tersebar di beberapa wilayah di Kaltim. Sehingga untuk kebutuhan daging ayam, Fahmi menyebutkan tidak perlu dikhawatirkan pasokannya.
“85 persen kebutuhan daging ayam sudah bisa dipenuhi oleh peternakan lokal,” jelasnya.
Untuk mengatasi ketergantungan terhadap pasokan dari luar daerah, DPKH Kaltim telah merancang beberapa strategi, termasuk mendorong integrasi usaha peternakan dengan sektor lain seperti perkebunan dan pertambangan, serta mengembangkan desa korporasi ternak.
“Kami sudah membangun sembilan desa korporasi ternak tahun ini sebagai upaya memenuhi kebutuhan daging lokal,” kata Fahmi.
Namun, Fahmi juga menyebutkan kajian awal dari Kementerian Pertanian menunjukkan hanya 30 hingga 40 persen kebutuhan pangan IKN dapat dipenuhi oleh wilayah setempat. Sementara sisanya, masih akan bergantung pada pasokan dari Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Untuk itu, peningkatan daya saing produksi lokal sangat penting guna mengurangi ketergantungan pada daerah lain dan memenuhi kebutuhan pangan hewani yang terus meningkat di Kaltim dan IKN.