
Insitekaltim, Sangatta – Peristiwa kebakaran lahan dan kebun di Kabupaten Kutai Timur mengalami penurunan tiga tahun terakhir.
Kepala Bidang Perlindungan Disbun Kutim Didik Prayitno menerangkan penurunan tersebut karena pola pemahaman masyarakat akan dampak buruk kebakaran mereka sudah mengeri dan paham, selain faktor cuaca yang belakangan ini cenderung hujan.
“Biasanya yang banyak itu di wilayah tengah Kutim seperti di Kecamatan Muara Bengkal, Kecamatan Muara Ancalong dan wilayah tengah lainnya. Tapi sekarang sudah mulai mengalami penurunan,” ujarnya, Selasa (29/11/2022).
Kebakaran umumnya terjadi karena ulah manusia. Seperti pembukaan lahan baru dan unsur kesengajaan. Untuk pengamanannya Disbun Kutim membangun relasi kerja sama dengan perusahaan-perusahaan sawit terkait pengendaliannya.
“Setiap perusahaan ada unit pemadam kebakaran masing-masing. Kami bangun kerja sama, agar mereka selalu memonitoring adanya aktivitas atau terjadinya peristiwa kebakaran,”jelasnya.
Tidak hanya itu, Disbun Kutim pun kerap melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait efek buruk kebakaran, hukuman bagi pelaku kebakaran, tatacara penanganan kebakaran.
Dalam tata cara penanganannya, masyarakat diminta untuk melaporkan kejadian kepada perusahaan setempat atau petugas setempat jika terjadi kebakaran lahan. Atau pun melaporkan jika ingin melakukan aktivitas kebakaran agar perusahaan bisa mengawal pembakaran tersebut.
“Beberapa daerah sudah melakukan itu, seperti di Busang,” jelasnya.
Tak hanya itu, dalam penanganan kebakaran Disbun Kutim menggiatkan pembentukan kelompok tani peduli api (KTPA) dan sudah MoU dengan perusahaan-perusahaan terdekat.
“Nanti perusahaan akan membantu mereka, baik koordinasi untuk penanganan kebakaran ataupun giat-giat lain,” jelasnya.
Adanya penurunan peristiwa kebakaran hutan di Kutim juga di akui Sekretaris Daops Manggala Agni Daops 13 Andika.
Andika menerangkan, peristiwa kebakaran hutan dan lahan terbesar terjadi di tahun 2015. Sempat terjadi penurunan, namun aktivitas itu kembali mengalami peningkatan pada tahun 2019.
“Namun di periode 2020-2022 ini sudah mulai mangalami pengurangan yang signifikan,” jelasnya.
Selanjutnya, ia pun berharap pihaknya dilibatkan dalam sosialisasi penanganan kebakaran di masyarakat, khususnya masyarakat desa yang tergabung dalam KTPA.
“Karena penanganan kebakaran hutan dan lahan merupakan tanggung jawab Manggala Agni,”tandasnya.