Insitekaltim, Samarinda – Banjir masih menggenangi beberapa wilayah di Kota Samarinda.Melihat persoalan banjir yang terjadi di Samarinda, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Samarinda menggelar aksi dengan membacakan 6 tuntutan di depan Balai Kota Samarinda Jalan Kesuma Bangsa Samarinda.
Koordinator Aksi, Idham mengatakan bahwa pemerintah tidak ubahnya pihak yang hanya menutup mata dengan kejadian banjir yang terjadi puluhan tahun di Kota Samarinda dan mengkritik keras akan tidak hadirnya pemerintah di tengah-tengah masyarakat yang sedang mengalami musibah banjir
“Pemerintah tidak sadar akan kebijakan yang dibuatnya sendiri dan itu menimbulkan permasalahan baru bagi masyarakat dan itu berdampak besar bagi masyarakat,” ungkapnya kepada insitekaltim, Kamis (20/6/2019)
Senada dengan Idham, Humas pada aksi ini, Iksan sangat menyayangkan bahwa tidak hadirnya Pemerintah khususnya Walikota Samarinda yang masih menghabiskan masa cutinya di Jerman.
“Pemerintah mana? tidak ada. Hanya menghabiskan masa cutinya di Jerman, tidak ada penyelesaian konkrit akan permasalahan yang telah terjadi berpuluh-puluh tahun,” ujarnya.
Dalam aksi ini ada 6 tuntutan yang disampaikan oleh DPC GMNI Kota Samarinda, yaitu tuntaskan persoalan banjir di kota Samarinda, stop dan cabut seluruh izin usaha pertambangan yang merusak, wujudkan 30 persen ruang terbuka hijau dan kembalikan daerah resapan air di Kota Samarinda, hentikan kebijakan pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan, menuntut transparansi anggaran penanganan banjir dan mendorong Pemerintah Kota Samarinda untuk segera berkoordinasi dengan semua pihak untuk menyelesaikan persoalan banjir melalui forum terbuka. (Renalt)