
Insitekaltim, Kukar– Kebijakan penerapan tarif impor sebesar 10 persen untuk semua barang impor, disusul dengan tarif tambahan sebesar 32 persen yang dikumandangkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump beberapa waktu lalu diprediksi bakal memiliki efek domino pada sektor ekonomi makro dan mikro Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kukar Sayid Fathullah menerangkan bila dicermati secara seksama, ekonomi makro ditilik dari aspek globalisasi dipengaruhi oleh perang tarif. Kebijakan perang tarif dari Pemerintah Amerika Serikat yang menaikkan beberapa item bahan-bahan impor sangat berpengaruh terhadap ekonomi kita secara makro. Sedangkan, secara mikro belum dirasakan dampaknya.
“Meskipun saat ini untuk konteks bahan makanan belum terasa dampaknya, tapi nanti berpotensi naik. Hal ini disebabkan karena barang-barang yang ada memiliki rantai distribusi,” prediksi Sayid Fathullah, Rabu 9 April 2025 di Kantor Disperindag Kukar.
Ia mencontohkan jika nanti harga bahan bakar minyak (BBM) melonjak, maka bukan tidak mungkin harga item-item lain juga berpotensi turut meningkat. Meski begitu, paradigma berpikir dengan bertitik tolak pada kebijakan perang tarif untuk sementara belum memiliki implikasi dan relevansi nyata di Kabupaten Kutai Kartanegara, sebab saat ini Pemerintah Kabupaten Kukar masih mampu mengendalikan inflasi dengan baik.
Menurutnya, hal ini dipengaruhi oleh dua faktor. Pertama, daya beli masyarakat di Kabupaten Kutai Kartanegara yang masih kuat. Kedua, tidak ada panic buying. Selain itu, sambungnya, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara juga secara konsisten dan terus menerus melaksanakan operasi pasar murah yang tersebar di 20 kecamatan. Menariknya, operasi pasar murah menuai respons positif dan disambut baik oleh masyarakat luas.
“Dan, itu signifikan menekan inflasi kita. Dengan demikian, inflasi di Kukar itu berada di bawah inflasi nasional dan sedikit berada di atas inflasi Kaltim,” bebernya.
Menurut Sayid keberhasilan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara menekan laju inflasi tetap dipertahankan selama kurun waktu beberapa tahun terakhir ini. Atas kinerja positif dan pencapaian prestasi tersebut, Pemkab Kukar kemudian menyabet penghargaan dari pemerintah pusat.
Kendati demikian, orang nomor satu di Disperindag Kukar itu tak menampik adanya lonjakan harga kebutuhan bahan pokok. Tren kenaikan harga bahan pokok ini hampir terjadi di seluruh Indonesia dan bukan hanya di Kukar atau Kaltim saja.
“Fenomena lonjakan harga ini terjadi setiap tahun khususnya menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN),” katanya.
Ia menambahkan meski demikian, hal itu hanya bersifat temporer. Sedangkan, setelah Lebaran harga cenderung turun. (Adv)