Insitekaltim, Bontang – Program pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD) berbasis Wolbachia di Bontang berjalan sejak November 2023 dan menunjukkan hasil yang beragam.
Di Kecamatan Bontang Barat, target sudah tercapai hingga 75 persen, namun di Bontang Utara dan Bontang Selatan, hasilnya belum maksimal dengan masing-masing baru mencapai 36 persen dan 42 persen. Hal ini tak lepas dari beberapa kendala teknis di lapangan, seperti keterbatasan fasilitas dan distribusi nyamuk yang belum merata.
Anggota DPRD Bontang Muhammad Yusuf, melihat hal ini sebagai sesuatu yang wajar dalam pelaksanaan program seperti ini, ia mendorong alokasi anggaran yang lebih untuk program ini.
Yusuf tak segan menyuarakan dukungan DPRD dalam penyelesaian masalah-masalah teknis yang masih dihadapi, termasuk penyediaan ember untuk distribusi nyamuk Wolbachia di wilayah yang belum memenuhi target.
“Ini soal kesehatan warga, terutama dalam mencegah DBD. Kalau ada kekurangan ember atau keperluan lainnya, kami siap bantu, yang penting programnya berjalan dengan baik,” kata Yusuf usai menghadiri rapat lintas sektor di Kecamatan Bontang Selatan beberapa hari lalu.
Menurutnya, program Wolbachia ini perlu terus dilanjutkan, karena sangat potensial untuk menekan angka DBD di Bontang. Ia pun mengajak semua pihak untuk lebih cepat dalam menangani masalah di lapangan, terutama yang terkait dengan logistik dan distribusi.
Bontang merupakan kota kedua di Indonesia yang mengimplementasikan teknologi Wolbachia setelah Semarang, dan menjadi yang pertama di Kalimantan Timur. Program ini dipilih karena tingginya angka kasus DBD di Bontang, serta komitmen pemerintah kota untuk mengatasi masalah ini dengan cara yang inovatif.
Legislator PKB itu berharap dengan adanya kolaborasi yang baik antara pemerintah kota, DPRD, dan masyarakat, program Wolbachia bisa berhasil sepenuhnya di seluruh wilayah Bontang. Terutama dengan terus memperbaiki fasilitas pendukung dan mempercepat proses di kecamatan-kecamatan yang masih tertinggal.
“Ini bukan sekadar program sesaat. Kita harus konsisten memastikan keberlanjutannya, agar generasi mendatang lebih sehat dan terbebas dari DBD,” tutupnya.