
Insitekaltim,Sangatta – Ketersediaan dokter spesialis menjadi faktor utama pendukung pengoperasian Rumah Sakit (RS) Muara Bengkal yang hingga saat ini masih menjadi kendala. Persoalan ini mengakibatkan rumah sakit yang seharusnya sudah beroperasi sejak awal 2023, masih vakum hingga sekarang.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kutim Bahrani Hasanal mengatakan keterlambatan pengoperasian RS Muara Bengkal karena tidak adanya tenaga kedokteran yang bersedia ditempatkan di pelosok Kutim.
Hal ini ditengarai oleh rendahnya gaji dan insentif yang diberikan APBD Kutim atas jasa para dokter spesialis dengan hanya memberi sebesar Rp40 juta, sementara di daerah lain sudah tembus hingga Rp70 juta per bulan.
Maka dari itu daerah harus berupaya memberikan insentif yang lebih baik lagi bagi dokter-dokter spesialis agar mereka tertarik ke daerah terpencil.
“Kami usulkan sama seperti daerah lain Rp70 juta, biar ada yang berminat melamar,” jelasnya dalam rapat evaluasi rencana pengoperasian RS Muara Bengkal di Ruang Aura Sekretariat Daerah Kabupaten Kutim, Rabu (31/5/2023).
Ia juga mengatakan untuk menghadirkan dokter spesialis yang dibutuhkan di antaranya dokter bedah, penyakit kandungan, anak dan penyakit dalam serta dokter anestesi pihaknya telah menyebarkan informasi pembukaan lowongan pekerjaan di media sosial dan grup dokter, tapi hasilnya masih nihil.
“Karena insentif yang kita kasih itu masih kecil. RS swasta di Kutim saja sudah lebih dari kita, masa kita masih Rp40 saja. Kami harapkan ada kenaikan,” harapnya.
Menanggapi hal ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kutim Rizali Hadi mengatakan bahwa APBD Kutim selalu siap membiayai peningkatan gaji dan insentif dokter spesialis, namun harus disertakan dengan regulasi yang jelas.
“Anggaran kita selalu siap, tapi harus ada perubahan di peraturan bupati biar bisa disamaratakan dengan wilayah lain,” jawab Rizali Hadi.
Dirinya berharap Dinas Kesehatan untuk selalu intens berkomunikasi dengan pimpinan agar usulan kenaikan gaji dan insentif dokter spesialis bisa terlaksana.
“Kalau kebutuhan seperti itu, kita harus sesuaikan agar para dokter mau ke Kutim, karena fasilitas untuk RS Muara Bengkal sudah lengkap,” tandasnya.