
Insitekaltim,Sangatta – Pemerintah Kabupaten Kutim (Pemkab) Kutim melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) melibatkan sekolah dan siswa turut dalam pencegahan demam berdarah dengue (DBD).
Sekretaris Dinkes Kutim M. Yusuf menerangkan DBD yang terjadi di Kutim umumnya terjadi akibat tularan dari beberapa perkotaan di Kaltim yang diperantarai nyamuk.
DPD bukan penyakit bawaan dasar nyamuk, tapi virusnya dipindahkan lewat mulut nyamuk dari tubuh yang satu ke lainnya.
“Masyarakat kita mobilitasnya cukup tinggi ke Samarinda atau Bontang. Ketika mereka di sana terjangkit DPD, lalu pulang ke Kutim. Sampai di sini mereka diserang banyak nyamuk, nah nyamuk ini kemudian mencari santapan ke tubuh lain, makanya di situ terjangkitlah DBD,” jelasnya kepada Insitekaltim, Selasa (1/8/2023).
Maka dari itu untuk membatasi penularannya, maka kita harus bisa memastikan tidak ada lagi perkembangan biakan nyamuk.
Upaya yang dilakukan Dinkes Kutim adalah dengan dibentuk Juru Pemantau Jentik (Jumantik) yang mana ditetapkan satu keluarga satu orang utusan. Namun program ini tidak berjalan mulus akibat kesibukan masyarakat.
Akan hal ini, Dinkes mencari cara lain untuk pembentukan Jumantik yang akhirnya dipilihlah sekolah dan siswa sebagai tim yang akan bergerak dilapangkan.
“Kita perdayakan siswa-siswi sekolah, untuk mereka perhatian lingkungannya. Mereka tergabung menjadi Jumantik yang hasil pemantauannya di laporankan ke Guru UKS,” terang M Yusuf.
Cara ini sudah dilakukan oleh pihak sejak awal tahun 2023. Namun perlu dukungan dan sinergitas masyarakat agar program berantas DBD Kutim berhasil.
“Jika persentasi kita 90 persen tidak ada nyamuk, orang terjangkit DBD ke Kutim tidak akan menjangkitkan penyakitnya ke yang lain. Makanya untuk sukses program ini kita perlu dukungan semua masyarakat,” tandasnya.