
Insitekaltim, Samarinda – Anggota Komisi IV DPRD Samarinda Ismail Latisi mengungkapkan keprihatinannya atas perilaku menyimpang yang ditemukan pada siswa, termasuk akses terhadap konten tidak pantas di internet.
Ia menceritakan pengalamannya sebagai guru yang pernah mendapati siswa terlibat dalam praktik prostitusi sejak usia sekolah.
“Waktu razia HP di sekolah, saat dibuka history Google dan YouTube-nya, banyak yang mengakses situs porno. Saya sebagai wali kelas sangat terkejut, bahkan ada siswa yang diketahui menjadi PSK (pekerja seks komersial) saat baru masuk SMK,” ujarnya dalam audiensi bersama Foehati Samarinda, Selasa (24/12/2024).
Ismail menekankan pentingnya peran orang tua dalam mendampingi anak, selain upaya pendidikan di sekolah.
“Jika anak dididik tapi orang tua tidak, percuma. Masalah ini memerlukan sinergi antara pemerintah, akademisi, swasta, stakeholder, masyarakat, dan orang tua untuk menemukan solusi berbasis penyebab utama,” tegasnya.
Ia juga menyoroti perlunya pemetaan masalah secara sistematis. Melalui pemetaan ini dapat memudahkan seluruh pihak untuk menemukan solusinya yang tepat.
“Kita harus mengurutkan penyebab tertinggi, lalu mencari solusi yang sesuai dengan tiap masalah tersebut. Tidak bisa satu pendekatan untuk semua, karena tiap kasus berbeda,” tuturnya.
Ismail berharap perhatian yang lebih serius dari semua pihak terhadap isu ini agar generasi muda dapat terhindar dari degradasi moral.
“Sebagai orang tua dan mantan guru, saya sangat resah. Sudah saatnya kita bergerak bersama untuk melindungi anak-anak kita,” pungkasnya.