Reporter: Nada – Editor: Redaksi
Insitekaltim, Samarinda – Usulan mengenai jalan alternatif Gunung Manggah masih terus bergulir dan dibahas oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Samarinda Ananta Faturrozi.
“Tadi sudah disampaikan juga, ada usulan jalan alternatif, lalu pemangkasan kelandaian, pemanfaatan daerah kiri dan kanannya. Itu sudah, artinya kita tampung usulannya dan kita sinkronkan dengan OPD dalam hal ini PUPR. Mereka mau ambil yang mana, diprioritaskan yang mana lalu kita sesuaikan dengan keuangan kita,” ungkap Ananta, sapaanya kepada wartawan Insitekaltim.com. yang ditemui di ruang kerjanya, Senin (2/3/2020).
Ananta mengatakan ada beberapa usulan, salah satunya melalui jalur Selili.
“Tembusnya di Jalan Lumba-lumba. Ada beberapa pembahasan lah, intinya kita masih menyinkronkan antara OPD,” katanya.
Ia mengaku hal tersebut menjadi prioritas namun tetap harus disinkronkan agar sama.
“Itulah yang kita bahas disini. Makanya kita adakan pertemuan untuk,” tambahnya.
Disinggung jika ada hal prioritas yang tidak sama antar kecamatan, Bappeda akan langsung menanyakan alasannya kepada OPD dan kecamatan yang bersangkutan.
“Nah itu, makanya kita bahas, kenapa bisa tidak sinkron, apa ada alasan sendiri atau seperti apa? Itu kan nanti dibentuk dan dibuatkan berita acara. Kemudian disepakati dan menjadi kesepakatan, nanti berlanjut ke Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), masuk di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda juga,” jelasnya.
Terkait jalan alternatif yang sudah lama dibahas, yakni sejak zaman Lurah Umar, namun tidak terwujud, menurutnya juga bukan soal ganti rugi.
“Sebenarnya jalan itu mau diberikan oleh pembeli, mau dihibahkan ke Pemkot tapi dia punya syarat, yaitu supaya bisa membuat taman bermain, ada hunian lah. Karena ada hunian dan disitu juga rawan (kecelakaan) sehingga tidak bisa diberi izinnya, mungkin karena dia tidak bisa mendapatkan izin, makanya belum dihibahkan ke Pemkot,” tuturnya.
Terkait jalan alternatif yang akan dibuat, Anata mengaku sekitar 2 kilometer panjang jalan tersebut.
“Dimulai dari Kantor Lurah Selili, tembus ke Jalan Lumba-lumba itu,” pungkasnya singkat.