Insitekaltim, Samarinda – Gubernur Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Dr H Rudy Mas’ud menegaskan daerah ini tidak bisa mengandalkan sumber daya alam (SDA).
“Kita punya minyak dan gas? Bukan, itu bukan punya kita. Bahkan dari sekian puluh yang ada di Kalimantan Timur, baru satu yang memberikan participating interest (PI Blok Mahakam),” kata Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud saat menerima audiensi Founder ESQ Leadership Center Ary Ginanjar Agustian di Ruang Kerja Gubernur Kaltim, Selasa, 18 Maret 2025.
Rudy meyakini untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat di Benua Etam dimulai dari penyediaan pendidikan. Dirinya juga mengingatkan generasi muda untuk tidak berpuas pada sumber daya alam tidak terbarukan dan fokus menimba ilmu untuk menjadi sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan beriman.
“Sumber daya manusia yang unggul, berkualitas dan beriman adalah aset utama untuk membangun daerah,” paparnya.
Rudy menyebutkan pihaknya berupaya untuk segera menyukseskan Program Gratispol yang di dalamnya terdapat pendidikan gratis dan kesehatan gratis. Hal ini penting, karena memutus rantai kemiskinan hanya bisa diwujudkan melalui pendidikan yang berkualitas.
“Apalagi pasal 33 UUD 1945 sudah menegaskan jika kekayaan alam yang terkandung di dalam bumi Indonesia dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat,” tegasnya.
Sehingga Kaltim harus menyiapkan generasi emas untuk mencapai sukses masa depan.
Gubernur bahkan mengungkapkan dalam tesisnya, bahwa daerah penghasil sumber daya alam justru menjadi daerah-daerah yang terkungkung dalam kemiskinan.
“Karena apa? Berdasarkan indeks kesejahteraan masyarakat, di sana pengangguran tinggi, pendidikan rendah, kesehatan buruk, airnya tercemar dan rasio elektrifikasi rendah,” ungkap Gubernur.
Itulah mengapa Gubernur Rudy Mas’ud dan Wakil Gubernur Seno Aji langsung tancap gas dan gaspol merealisasikan Program Gratispol setelah resmi menjabat.
Gubernur Rudy Mas’ud dengan keyakinannya seperti ingin membuang jauh kutukan daerah penghasil itu dengan menyiapkan pendidikan gratis unggul dan berkualitas. Targetnya, generasi Kaltim minimal harus mengenyam pendidikan hingga 16 tahun.
Pendidikan gratis berlaku untuk semua anak Kaltim tanpa pandang bulu. Di sekolah negeri maupun swasta, semua memiliki hak yang sama. Mulai jenjang SMA/SMK, S1 hingga S3.