
Insitekaltim,Samarinda – Job fair atau yang dikenal sebagai bursa kerja merupakan kegiatan penyerapan tenaga kerja skala besar yang dilakukan dalam satu waktu. Berbagai perusahaan dan instansi akan bersama-sama memberi kesempatan kepada para pencari kerja untuk bergabung dalam setiao bidang karier yang ditawarkan.

Banyak keuntungan yang dapat ditawarkan dalam sekali berlangsungnya kegiatan job fair. Bagi perusahaan atau pencari karyawan, kegiatan ini akan membuat posisi yang ditawarkan dapat terhubung dengan banyak pencari kerja yang hadir kala itu, sehingga tidak ada batasan pelamar sampai posisi tersebut benar-benar terisi oleh kandidat yang diinginkan.
Bagi pencari kerja, mereka hanya perlu bersiap diri untuk menyiapkan berkas atau dokumen yang dibutuhkan untuk menunjang berbagai posisi yang diminati yang juga sesuai dengan kualifikasi serta kemampuan yang dimiliki. Tak ada batasan pula baginya untuk melamar pada posisi manapun.
Masih banyak keuntungan lainnya yang membuat acara job fair sangat bermanfaat. Tetapi, belakangan ini terdapat isu tidak sedap yang berkaitan dengan penyelenggaraan job fair. Di mana banyak spekulasi yang mengatakan bahwa bursa kerja ini hanya mencari cara agar perusahaan atau produk yang dihasilkan perusahaan tersebut lebih dikenal masyarakat.
Tidak ada niatan merekrut para pelanar yang hadir dalam job fair, perusahaan hanya ikut nimbrung bersama perusahaan lainnya untuk sekadar dilihat brand-nya oleh pelamar. Spekulasi ini berkembang semakin kencang setelah banyaknya pelanar yang merasa hanya membuat waktu, energi dan biaya untuk menyiapkan berkas.
Mendengar isu ini, Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda Sri Puji Astuti mengungkapkan bahwa dirinya melihat ke kedua sisi. Ia juga mendengar hal serupa di lapangan. Namun ia menjelaskan bahwa perusahaan tidak serta merta membuat sebuah posisi kosong tanpa alasan dalam job fair.
Pelamar yang hadir kala itu, Puji menyampaikan tidak sesuai dengan kualifikasi atau tidak kompeten di bidang yang diperlukan oleh perusahaan. Terkadang banyak dari pelamar yang tidak memiliki kemampuan sama sekali di bidang yang ia lamar, tetapi nekat ingin mengisi posisi itu yang boleh jadi berbahaya bagi seseorang tanpa pengalaman.
“Itu memang benar karena saat job fair perusahaan-perusahaan itu memperkenalkan perusahaan dan bidang-bidangnya. Mereka juga membutuhkan beberapa orang yang sesuai dan itu yang kita tidak bisa siapkan karena itu tadi terkendala pengalaman, durasinya, terkendala kompetensi sertifikasi dan terkendala keinginan pekerja sendiri,” sebutnya, Jumat (21/6/2024).
Menurut Puji, kualifikasi dan kompetensi calon karyawan tersebut memang tidak dapat diubah-ubah sesuai keinginan. Dikarenakan sudah disesuaikan dengan kebutuhan dari bidang itu sendiri, sehingga ia meminta para pencari kerja dapat menyiapkan diri lebih dari sekadar pemberkasan semata.
“Jadi bukan salahnya Perusahaan. Jadi ini kesalahan kita bersama. Kita yang harus bisa untuk lebih menyiapkan diri, bukan saja berkas, tapi apa yang bisa diberikan ke perusahaan atau posisi yang kita mau ini butuhnya kualifikasi seperti apa sih. Itu yang luput kadang,” kata politikus Demokrat itu.
Ia berharap ke depan, para pencari kerja dapat lebih fokus untuk meningkatkan kemampuan dalam bidang yang ingin dilamar. Puji juga meminta agar pemerintah segera merealisasikan pelatihan kompetensi yang relevan dengan dunia kerja saat ini.