Insitekaltim,Samarinda – Per tanggal 10 Agustus 2024 lalu, PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi jenis Pertamax. Di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) sendiri yang harga awalnya Rp13.500 per satu liter, naik menjadi Rp14.000 atau mengalami kenaikan Rp500.
Dikutip dari pengumuman resmi pertamina.com, hal ini untuk mengimplementasikan mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen Nomor 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.
Kenaikan harga ini ditanggapi beragam oleh masyarakat selaku pengguna BBM jenis Pertamax. Ada yang tak begitu memusingkannya, bahkan ada pula yang tak merasakan terjadinya kenaikan itu.
Berbi (23) yang baru-baru ini membeli BBM Pertamax mengatakan bahwa tidak mengetahui adanya kenaikan harga tersebut di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Tetapi mahasiswi Universitas Mulawarman ini menyebut ada kenaikan Rp500 di beberapa warung-warung kelontong yang menjual bensin eceran.
“Tidak tahu, tapi di warung Daeng memang ada naik Rp500,” ujarnya ketika diwawancarai melalui pesan WhatsApp, Selasa (13/8/2024).
Kabar naiknya harga ini sebenarnya tak diambil pusing oleh Berbi. Namun akan ada kejadian menyulitkan ke depannya, di mana harus memikirkan kembalian.
“Mengganggu, nanti kembaliannya susah atau lama lagi dicari, terus harus menunggu,” katanya.
Serupa, Tesar (19) sebagai pelanggan setia BBM Pertamax mengungkapkan bahwa dirinya tidak tahu menahu adanya kenaikan Rp500.
Sering kali membeli dengan nominal sama, Tesar tidak melihat perbedaan signifikan antara pembelian Pertamax sebelum naik dan sesudah.
“Beli Rp37.000 biasanya, jadi tidak tahu kalau naik. Rasanya tidak ada beda juga,” ungkapnya.
Ketika ditanya apakah kenaikan ini akan berpengaruh. Tesar menjadi kritis. Menurutnya, kenaikan itu akan terus berlangsung dan tidak hanya berhenti sampai di Rp14.000 saja.
Persoalan perbandingan mata uang Dollar dan mata uang rupiah akan sangat memengaruhi kenaikan BBM ke depannya.
Juga, dirinya mengaku perbandingan pendapatan masyarakat di Indonesia dan negara-negara tetangga, semakin memengaruhi harga nantinya dan tidak hanya soal BBM.
“Mengganggu sih, karena sudah mengantrenya lama terus naik lagi harga Pertamax. Masalahnya gaji UMR di Indonesia ini sangatlah kecil kalau dibandingkan tetangga kita, semua harga naik sampai Dollar pun naik,” tutupnya.
Walau mengalami kenaikan harga, beberapa dari masyarakat tidak mengetahui informasi tersebut. Kenaikan ini belum dirasa berpengaruh secara signifikan oleh beberapa kalangan pengguna Pertamax.