Insitekaltim, Samarinda — Pelaku Ekonomi Kreatif Bidang Fashion Musrifah membagikan pengalaman dan pengetahuannya mengenai proses kreatif dalam merancang busana, khususnya terkait pentingnya penyusunan mood board sebagai dasar pengembangan desain.
Pemaparan tersebut disampaikan dalam sesi pelatihan dan sharing pengembangan fashion yang digelar di Aula Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Samarinda.
Dalam kegiatan itu, Musrifah memperkenalkan portofolionya, termasuk sertifikat Fashion Designer HKI yang telah ia peroleh serta keterlibatannya dalam berbagai pameran di Jakarta, Brunei Darussalam, dan Samarinda.
Ia juga pernah mengikuti sejumlah pelatihan keterampilan, manajemen, produktivitas UMKM, hingga pemasaran digital. Menurutnya, fashion kini bukan hanya kebutuhan dasar, melainkan telah berkembang menjadi bagian dari gaya hidup.
“Fashion tidak akan pernah ada habisnya. Ia terus berkembang mengikuti tren dan kebutuhan masyarakat,” ujar Musrifah pada Jumat, 12 Desember 2025.
Musrifah menjelaskan bahwa sebelum membuat rancangan busana, seorang desainer harus terlebih dahulu menyusun mood board. Ia menyebutnya sebagai elemen penting yang memvisualisasikan konsep awal dan arah desain secara menyeluruh.
“Mood board adalah kumpulan gambar, potongan kain, sampel warna, dan elemen grafis lain yang disusun untuk menggambarkan konsep atau ide secara keseluruhan. Mood board bisa dibuat manual maupun digital,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa mood board membantu memberikan inspirasi, memperkuat konsep, dan memudahkan komunikasi ide kepada tim kreatif atau klien. Dengan mengumpulkan berbagai visual seperti tekstur, warna, gambar, dan motif, desainer dapat menemukan tema yang kuat sebelum memasuki tahap perancangan detail.
“Mood board memudahkan desainer memilih palet warna dan material yang tepat, sekaligus mengurangi kesalahan dalam pemilihan bahan. Ini penting untuk menjaga konsistensi desain,” tuturnya.
Dalam sesi tersebut, Musrifah juga menunjukkan contoh mood board manual berupa papan berisi tempelan gambar dan sampel kain seperti yang lazim digunakan sebelum teknologi digital berkembang.
Menurutnya, penyusunan mood board bukan sekadar langkah teknis, melainkan bagian dari komunikasi visual yang membantu desainer menyampaikan visi serta suasana yang ingin dibangun dalam sebuah karya.
Ia pun berharap pelatihan ini dapat meningkatkan kemampuan para desainer lokal dalam menyusun konsep desain yang kuat, terarah, dan profesional.
“Sehingga industri fashion di Samarinda dapat tumbuh lebih maju dan kompetitif,” tandasnya.

