Insitekaltim, Samarinda — Kasubbid Multimedia Humas Polda Kalimantan Timur (Kaltim) Qori Kurniawati mengungkapkan, hoaks bermuatan Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) serta ujaran kebencian masih mendominasi kasus yang ditangani kepolisian di ruang digital.
Selain itu, Polda Kaltim juga mencatat adanya peningkatan kasus pelecehan dan eksploitasi anak melalui penyebaran foto maupun video secara ilegal.
Qori menjelaskan, penanganan hoaks dilakukan melalui patroli siber yang berlangsung setiap hari. Untuk kasus-kasus dengan kategori khusus, Unit Cyber Ditreskrimsus langsung menangani laporan dari masyarakat.
“Hoaks yang paling sering itu biasanya mengandung unsur SARA dan ujaran kebencian. Banyak berita negatif yang tidak bisa dipertanggungjawabkan tetapi tetap menyebar di media sosial,” ujarnya Kamis, 11 Desember 2025.
Ia menegaskan bahwa pelajar turut rentan terhadap penyalahgunaan digital. Salah satu kasus eksploitasi yang ditangani Polda Kaltim melibatkan seorang siswa yang fotonya disebarkan oleh teman dekatnya sendiri.
“Kemarin ada kasus seorang anak dieksploitasi oleh temannya sendiri. Foto korban disebarluaskan. Inilah yang kami cegah agar pelajar tidak mudah membagikan foto pribadi dalam bentuk apa pun,” jelasnya.
Qori menyebut jumlah laporan hoaks tidak mengalami lonjakan, namun kasus pelecehan seksual terhadap anak justru terus meningkat dari tahun ke tahun.
“Untuk hoaks tidak terlalu banyak, tapi kasus pelecehan seksual dengan korban anak terus ada peningkatan. Semoga melalui sosialisasi ini kasus seperti itu bisa ditekan,” katanya.
Ia mengimbau masyarakat, khususnya korban dan orang tua, agar tidak ragu melapor ke Polda Kaltim apabila mengetahui atau mengalami kasus kekerasan seksual maupun penyebaran konten pornografi yang menyasar anak.
“Masyarakat bisa langsung datang ke Polda Kaltim, ke Subdit IV yang menangani perempuan dan anak. Atau melalui SPKT, nanti akan diarahkan ke unit terkait,” tegasnya.
Qori memastikan seluruh identitas dan data anak yang menjadi korban akan dilindungi secara ketat.
“Data anak pasti kami lindungi. Foto-fotonya tidak akan disebarkan. Kerahasiaannya insyaallah terjamin,” tutupnya.

