Reporter : Nada – Editor : Redaksi
Insitekaltim, Samarinda – Kesenjangan antara kebutuhan dan keberadaan akses finansial yang ada di Indonesia menjadikan perkembangan industri fintech juga turut meningkat. Hal tersebut didukung oleh adanya peer-to-peer lending yang memudahkan masyarakat untuk mengakses kebutuhan finansial.
Tujuan Fintech merupakan peer-to-peer lending yang mempertemukan pendana (lender) dan peminjam (borrowers) di satu digital platform yang sama sebagai bentuk komitmen untuk mewujudkan inklusi finansial di Indonesia melalui teknologi finansial.
Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar acara Fintech Exhibition, Selasa (3/9/2019) di Bigmall Samarinda Jalan Untung Suropati.
“Tugas dari AFPI adalah menaungi 127 perusahaan Fintech. Dari 127 perusahaan itu ada 120 yang terdaftar dan 7 yang berizin di OJK” ungkap Wakil Ketua Bidang Institutional, Adelheid Helena Bokau.
Helena mengatakan, untuk bisa memiliki izin di OJK harus melewati beberapa proses.
“Biasanya teregister dulu baru bisa melakukan operasional. Sederhananya harus terdaftar dulu baru bisa berkerja,” lanjutnya.
Helena menyampaikan, Fintech hanya menyediakan platform dan tidak menghimpun dana.
“Kita bukan Bank, makanya ada yang dikenal ‘peminjam’ dan ‘meminjam’, lalu dihubungkan oleh 1 platform dan ini online,” pungkasnya.
Untuk acara Fintech Exhibition kali ini, ada 59 platform yang hadir dan ikut serta.
“Banyak banget yang akan dijelaskan di masing-masing platform nantinya,” katanya.
Helena melanjutkan, yang ditawarkan tiap platform juga beda-beda namun untuk keseluruhan penawaran mencakup dua (2) hal.
“Produktif dan Multiguna, itu yang ditawarkan kepada masyarakat. Multiguna bahasa gampangnya bisa meminjam dana untuk kepentingan apapun. Sedangkan Produktif merupakan peminjaman dana untuk membuka usaha, bisa UMKM,” paparnya.
Helena berpesan, untuk menggunakan Fintech, tidak berarti hanya berupa peminjaman dana saja.
“Tidak cuma dana, mengganti kebutuhan dalam bentuk fisik juga bisa. Mungkin seperti masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan, kapalnya rusak bisa diganti dalam bentuk memperbaiki kapal tersebut,” tandasnya.
Kedatangan AFPI sendiri untuk memberikan sosialisasi dan edukasi agar masyarakat paham mengenai Fintech
“Kita ingin mengedukasikan kepada masyarakat untuk tidak melihat dengan tatapan bahwa Fintech itu hal yang tidak baik, bunganya mahal, dan hal buruk lainnya. Tujuan Fintech untuk membantu masyarakat yang unbankable,” tutupnya.