Insitekaltim, Samarinda – Program bantuan pendidikan untuk semua (Gratispol) yang digulirkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur terbukti mendorong peningkatan jumlah mahasiswa baru di IKIP PGRI Kaltim.
Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) IKIP PGRI Kaltim Tejo Suparno menyebutkan tahun ini tercatat 261 mahasiswa baru yang diterima, naik sekitar 61 orang dari tahun lalu.
“Kalau tahun lalu jumlahnya 200, alhamdulillah tahun ini 261. Jadi ada peningkatan. Tadi juga sudah disampaikan Pak Rektor, di saat perguruan tinggi lain kesulitan, kami justru bisa melebihi jumlah mahasiswa tahun lalu,” ujarnya, Rabu 20 Agustus 2025.
Rektor IKIP PGRI Kaltim Suriansyah menilai beasiswa Gratispol menjadi pemicu utama meningkatnya minat kuliah, terutama bagi mahasiswa dari daerah. Menurutnya, program tersebut bukan hanya menolong mahasiswa, tetapi juga turut meringankan beban kampus.
“Terima kasih kepada pemerintah provinsi, Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud, Wakil Gubernur Seno Aji, dan jajaran. Dengan adanya Gratispol, anak-anak daerah lebih antusias kuliah. Bantuan itu sangat menolong mereka, sekaligus kampus juga terbantu,” ucapnya.
Beasiswa Gratispol diketahui menanggung biaya kuliah hingga Rp5 juta per semester untuk mahasiswa non-Kedokteran dan Farmasi. Sementara di IKIP PGRI Kaltim, biaya UKT rata-rata hanya Rp2,7 juta hingga Rp3 juta per semester. Jadi, meskipun bantuan lebih besar yang ditransfer hanya sesuai UKT dan tidak bisa dicairkan selisihnya. Karena itu, lebih baik ada perhatian tambahan ke fasilitas kampus.
“Selain mahasiswa, perguruan tinggi juga perlu dibantu. Misalnya laboratorium, ruang-ruang praktik, dan sarana olahraga. IKIP memang punya lapangan basket, tapi untuk kebutuhan lain masih kurang. Kami punya lahan kosong sekitar 1 hektare, sangat potensial jika bisa dibangun lapangan mini soccer atau futsal untuk mendukung praktik mahasiswa, terutama di jurusan olahraga,” ungkapnya.
Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga (PKO) memang menjadi program studi dengan peminat terbanyak tahun ini, yakni 176 mahasiswa baru, disusul Pendidikan Ekonomi 44 mahasiswa, Pendidikan Vokasional Teknologi Otomotif (PVTO) 34 mahasiswa, serta 14 mahasiswa lama. Total mahasiswa yang mengikuti PKKMB tahun ini mencapai 268 orang.
Dengan mayoritas mahasiswa bergerak di bidang olahraga, kebutuhan sarana praktik menjadi semakin mendesak. Suriansyah menilai sudah saatnya pemerintah provinsi tidak hanya menggelontorkan beasiswa, tetapi juga membantu peningkatan fasilitas agar kualitas lulusan semakin terjamin.
“Kami tentu berharap lebih, karena tugas perguruan tinggi bukan hanya meluluskan, tetapi membekali mahasiswa dengan kemampuan yang relevan. Jadi kalau beasiswa sudah ada, akan lebih lengkap jika fasilitas kampus juga diperhatikan,” tutupnya.