Reporter : Nada – Editor : Redaksi
Insitekaltim, Samarinda – Aliansi Suara Rakyat Nusantara yang terdiri dari beberapa organisasi mahasiswa di wilayah Kota Samarinda, menggelar aksi di Balai Kota Sarmarinda, Selasa (13/08/2019).
Aksi digelar sebagai bentuk solidaritas atas kejadian pengeroyokan delapan (8) mahasiswa oleh Oknum Satpol-PP Kota Samarinda di Jalan Wahid Hasyim 1, Jum’at lalu yang kini menjadi perhatian oleh banyak pihak.
“Tindakkan tersebut merupakan tindakan tidak manusiawi dimana para korban secara brutal dipukul serta ditendamg oleh Satpol-PP baik itu saat berada di lokasi kejadian maupun setelah berada di kantor Satpol-PP,” ungkap Yogi Prasetyo Putra selaku Humas Aksi hari ini.
Menurut Yogi, Satpol-PP dengan tindakannya kemarin memberikan contoh tidak baik selaku aparat.
“Disini kami menuntut empat (4) hal, pertama copot Kepala Satpol-PP Kota Samarinda dari jabatannya, kedua usut tuntas oknum Satpol-PP pelaku pemukilan terhadap mahasiswa, ketiga meminta kepada Pemkot Samarinda agar membina Satpol-PP berdasarkan Perda Kota Samarinda Nomor Lima (5) Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Satpol-PP, empat cabut semua kebijakan anti demokrasi,” jelasnya.
Sementara, Syahrir Sekretaris Satpol-PP yang sempat ditemui disela-sela waktu istirahat aksi membantah pengeroyokan tersebut.
“Kalau menurut teman-teman yang bertugas pada waktu itu, mereka bela diri. Ketika itu, katanya mau diperiksa KTPnya, mungkin ada keberatan dan ada cekcok. Tapi dilerai aja oleh teman-teman,” ungkapnya.
Syahrir mengatakan, terkait laporan yang sudah diajukan ke pihak kepolisian, pihaknya akan menyerahkan semua keputusan di jalur hukum.
“Kita akan tetap koorperatif untuk mengikuti jalur hukum yang sudah dilakukan,” terangnya.
Dalam SOP, tidak ada aturan pemukulan yang harus dilakukan oleh Satpol-PP
“Tidak ada aturan. Mungkin terjadinya pemukulan tersebut karena ada suatu hal yang menyinggung,” tutupnya.
Tidak ada komentar
Pernyataan pak syarir soal anggota bela diri itu, hal mana yang bela diri, memang bela karena bodohnya mungkin pak. Menyinggung itu mana nya justu arogan satpol.pp yang bertugas cara mereka tanya seakan-akan mau mangsa. Kami pihak korban juga kalo mau adu kronologis. Ayooo. Kami tidak takut dan sampaikan yang benar-benar terjadi dilapangan