
Insitekaltim, Samarinda – Minimnya partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan publik menjadi perhatian serius Anggota DPRD Kalimantan Timur Subandi. Dalam upaya memperkuat peran warga sebagai subjek demokrasi, ia menggelar kegiatan Penguatan Demokrasi Daerah (PDD) di Kelurahan Rawa Makmur, Kecamatan Palaran, Kamis 31 Juli 2025.
Kegiatan ini dibuka sebagai ruang dialog langsung antara wakil rakyat dan konstituennya, dengan fokus membangun kesadaran politik dari tingkat akar rumput. Forum dihadiri tokoh masyarakat, perwakilan RT, pemuda, hingga kelompok perempuan. Subandi mendorong warga untuk aktif menyuarakan aspirasi dan mengawal jalannya pemerintahan.
“Demokrasi tidak boleh berhenti pada pemilihan lima tahunan. Ia harus hidup dalam keseharian masyarakat, terutama dalam pengawasan kebijakan publik dan penyampaian aspirasi secara konstruktif,” ujar Subandi di hadapan peserta.
Menurut legislator daerah pemilihan Samarinda itu, demokrasi yang sehat bukan hanya soal prosedur, tetapi soal keterlibatan substansial masyarakat dalam proses pengambilan keputusan.
“Rakyat tidak cukup hanya memilih, tapi juga perlu aktif menjaga dan mengawasi jalannya pemerintahan. Di situlah letak demokrasi yang sebenarnya,” ucapnya.
Dalam sesi tanya jawab, warga menyampaikan berbagai persoalan yang mereka hadapi, mulai dari jalan lingkungan rusak, krisis air bersih, hingga kesulitan akses pendidikan dan layanan kesehatan. Subandi mencatat setiap aspirasi dan berjanji membawanya ke forum pembahasan anggaran dan pengawasan di DPRD.
“Setiap masukan akan kami perjuangkan. Ini bagian dari fungsi kami sebagai wakil rakyat,” katanya.
Ia juga menjelaskan peran DPRD dalam legislasi, anggaran, dan pengawasan, agar masyarakat memahami pentingnya fungsi lembaga legislatif.
“Kami ingin warga tidak hanya tahu cara memilih, tapi juga tahu ke mana harus menyampaikan aspirasinya. Literasi politik sangat penting,” tuturnya.
Subandi meyakini, demokrasi yang tangguh harus ditopang oleh kesadaran kolektif masyarakat terhadap tanggung jawab bersama dalam pembangunan. Ia pun mendukung rencana forum serupa dilakukan secara rutin agar komunikasi antara legislatif dan rakyat tetap hidup.
“Saya ingin masyarakat merasakan dewan itu hadir dan bekerja. Demokrasi harus tumbuh dari bawah, dari warga yang sadar hak dan tahu saluran yang tepat untuk menyuarakannya,” ucapnya.
Melalui pendekatan dialogis dan partisipatif ini, Subandi berharap semangat demokrasi menjadi budaya yang mengakar di masyarakat, bukan hanya ritual lima tahunan saat pemilu.