Insitekaltim, Samarinda – Kalimantan Timur (Kaltim) meraih posisi juara kedua dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Kurash 2025 yang digelar di Gelora Kadrie Oening, Samarinda, pada 17–21 Juni 2025. Prestasi ini menjadi capaian penting bagi Pengurus Provinsi (Pengprov) Federasi Kurash Seluruh Indonesia (Ferkushi) Kaltim yang sedang mempercepat konsolidasi dan pembinaan.
Posisi pertama diraih DKI Jakarta, sementara Kalimantan Utara menempati peringkat ketiga. Bagi Ferkushi Kaltim, hasil ini menjadi bukti kerja keras dalam masa persiapan yang relatif singkat.
Ketua Ferkushi Kaltim Sapto Setyo Pramono menyambut baik hasil kejurnas tersebut. Ia menyebut keberhasilan ini sebagai dorongan moral untuk fokus pada pembibitan atlet dan penataan organisasi di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
“Apa yang selama ini kita rintis di Kaltim dengan persiapan yang begitu cepat, alhamdulillah membuahkan hasil. Ke depan tinggal fokus pada pembibitan dan perapian organisasi,” ujar Sapto usai Rapat Paripurna ke-20 DPRD Kaltim, Senin 23 Juni 2025.
Sapto yang juga menjabat Wakil Ketua Komisi II DPRD Kaltim menilai keberhasilan olahraga tak lepas dari soliditas kepengurusan yang rapi. Struktur organisasi yang belum optimal di beberapa daerah menjadi perhatian utama Ferkushi Kaltim dalam waktu dekat.
“Organisasi yang baik akan melahirkan prestasi yang baik pula. Masih banyak yang belum sempurna dalam kepengurusan. Konsolidasi antarkabupaten/kota harus segera dilakukan,” lanjutnya.
Saat ini, Ferkushi Kaltim memiliki enam pengurus cabang (pengcab), tersebar di Berau, Balikpapan, Kutai Timur, Bontang, Kutai Kartanegara, dan Tenggarong. Seluruh pengcab akan diundang untuk evaluasi bersama demi memperkuat sinergi menyambut agenda olahraga nasional.
“Kita akan lihat progres mereka dan langkah perbaikan apa yang bisa dilakukan. Konsolidasi ini penting menjelang persiapan PON,” katanya.
Di tingkat nasional, Sapto menyoroti kondisi beberapa cabang olahraga termasuk Kurash yang belum masuk dalam agenda Pekan Olahraga Nasional (PON). Masalah ini berkaitan dengan kesiapan daerah penyelenggara.
“Banyak cabor tidak masuk PON bukan karena pemerintah pusat, tapi karena kesiapan tuan rumah seperti NTB dan NTT. Ketua Umum Kurash Indonesia terus berjuang agar Kurash tetap masuk agenda resmi,” imbuhnya.
Sapto baru dikukuhkan sebagai Ketua Ferkushi Kaltim dan menganggap momen ini tepat untuk memperkuat struktur organisasi agar pembinaan berjalan efektif dari provinsi hingga ke daerah.
“Setelah proses panjang dan dinamika yang luar biasa, saatnya kita fokus pada prestasi. Organisasi dibenahi, pembinaan diperkuat,” terangnya.
Ia optimis Kurash Kaltim bisa menjadi kekuatan baru dalam dunia olahraga nasional dengan landasan organisasi yang solid dan sistem pembinaan yang konsisten.