Insitekaltim, Samarinda – Peringatan Milad ke-116 Muhammadiyah dan ke-108 ‘Aisyiyah menjadi momentum penting tidak hanya bagi internal organisasi, tetapi juga bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dalam memperkuat kolaborasi strategis menuju masa depan daerah yang lebih inklusif dan berkemajuan.
Hadir mewakili Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud, Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim Sri Wahyuni menyampaikan ucapan selamat ulang tahun kepada seluruh keluarga besar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah. Dalam sambutannya, Sri Wahyuni menegaskan bahwa Muhammadiyah bukan hanya organisasi dakwah, melainkan juga gerakan sosial yang konkret dan konsisten.
“Acara ini bukan sekadar seremonial. Ini adalah momentum strategis untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, menjaga nilai-nilai kebangsaan, serta memperkuat semangat keagamaan yang moderat dan toleran,” ujar Sri Wahyuni dalam resepsi yang dihadiri sejumlah tokoh daerah dan nasional di Lamin Etam, Kompleks Kantor Gubernur Kalimantan Timur, Sabtu, 14 Juni 2025.
Acara tersebut dihadiri Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI sekaligus Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Abdul Mu’ti, Wali Kota Samarinda Andi Harun, Wakil Wali Kota Balikpapan Bagus Susetyo, Anggota DPRD Kaltim Darlis Pattalongi, serta jajaran pengurus PW Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Provinsi Kaltim.
Menurut Sri Wahyuni, peran Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di Kaltim sudah terbukti nyata dalam mendukung pembangunan daerah, terutama dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat.
Ia menyebut bahwa kontribusi ‘Aisyiyah di bidang pemberdayaan perempuan dan anak telah memberikan dampak signifikan di tengah masyarakat.
‘Aisyiyah telah menunjukkan bahwa perempuan yang tercerahkan dan terdidik adalah fondasi penting bagi kemajuan bangsa. Di Kaltim, dampak kerja nyata mereka sudah dirasakan langsung oleh masyarakat,” kata Sri.
Menyongsong hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN), Pemprov Kaltim melihat perlunya menggandeng mitra strategis yang memiliki visi, rekam jejak dan komitmen dalam pembangunan sosial. Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah dinilai sebagai dua kekuatan sipil yang bisa menjadi tulang punggung penguatan karakter bangsa dan peradaban di daerah penyangga ibu kota baru.
“Maka kami butuh mitra strategis seperti Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang telah terbukti menjaga marwah gerakan Islam yang mencerahkan, memajukan dan menyatukan,” tegas Sri Wahyuni.
Dalam kesempatan tersebut, Prof Abdul Mu’ti turut menyampaikan ceramah milad dengan tema: “Bersatu Hati, Berjuang dengan Gembira Meraih Ridha Allah dan Bertemu Kembali di Surga-Nya.”
Dalam ceramahnya, Mu’ti menekankan pentingnya pendidikan karakter untuk membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh secara moral dan spiritual.
Menurutnya, tantangan zaman kini menuntut peran lebih aktif dari seluruh elemen bangsa dalam menjaga integritas dan memperkuat pondasi kebangsaan. “Pendidikan karakter bukan hanya tugas sekolah atau keluarga, tetapi merupakan tanggung jawab bersama. Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah selama ini telah menjadi contoh nyata dalam membina generasi dengan nilai-nilai keislaman yang inklusif,” ujar Mu’ti.
Milad kali ini juga menjadi panggung silaturahmi besar antarkomponen bangsa, menunjukkan bahwa kekuatan sipil di daerah memiliki posisi penting dalam mendorong kemajuan nasional. Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah dinilai tidak hanya menjaga nilai-nilai keagamaan, tetapi juga terus relevan dalam menjawab isu-isu kemanusiaan dan kebangsaan di era modern.
Semangat milad tahun ini tidak hanya ditandai oleh perayaan, tetapi juga oleh komitmen bersama untuk terus bersinergi membangun Kalimantan Timur sebagai wilayah yang tidak hanya kaya sumber daya alam, tetapi juga kuat secara sumber daya manusia.
Dengan semangat kolaboratif dan visi kebangsaan yang kuat, Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah diharapkan akan terus menjadi motor penggerak kemajuan masyarakat Kaltim menuju masa depan yang inklusif, berkarakter dan siap menjadi bagian penting dari Ibu Kota Nusantara. (Adv/DiskominfoKaltim)
Editor: Sukri