Insitekaltim,Samarinda – Brigadir Jenderal TNI Dendi Suryadi yang dikenal sebagai seorang family man, kini melangkah ke arena politik dengan maju sebagai calon bupati Kutai Kartanegara (Kukar) dalam Pilkada 2024.

Sosoknya yang penuh dedikasi baik sebagai prajurit maupun sebagai kepala keluarga mendapat dukungan penuh dari sang istri Ira Suryadi, yang selalu setia menemani perjalanan karier Dendi di dinas kemiliteran.
Ira mengenang awal pertemuannya dengan Dendi pada Januari 1995 di Dili, Timor Timur (sekarang Timor-Leste). Mereka berkenalan selama tiga bulan, kemudian menjalin hubungan asmara selama tiga tahun sebelum akhirnya menikah. Kehidupan sebagai istri tentara mengajarkan Ira banyak hal, terutama dalam hal adaptasi dan kemandirian.
“Saya selalu mengikuti bapak dinas pertama kali setelah menikah, sekolah, lalu ke Bandung. Saya selalu ikut seperti truk gandeng,” cerita Ira dalam Podcast Kupas Tuntas di Studio Podcast MSI Group, Selasa (23/7/2024).
“Bapak itu family man, tidak bisa jauh dari saya dan anak-anak. Kalau ada waktu pesiar, bapak selalu ketemu kita, berbeda dengan yang lain pada jalan-jalan,” sambungnya.
Kehidupan mereka sebagai keluarga tentara tidak pernah dirasa menderita oleh Ira. Baginya, kebersamaan adalah yang paling penting. Dikisahkannya, pengalaman paling berkesan adalah sewaktu bertugas di Tenggarong.
“Kita selalu sama-sama, yang paling berkesan itu di Tenggarong karena nambah satu anak. Jadi tiga anak saya lahir tidak ada yang lahir di tempat yang sama,” ujarnya dengan bangga.
Sebagai istri tentara, Ira juga harus mandiri dan kreatif, terutama ketika Dendi harus bertugas. Menyandang gelar Ibu Persit (Persatuan Istri Tentara), baginya sangatlah tidak mudah. Dia harus menjadi kepala para istri tantara lain yang berumur lebih matang darinya.
Gelar itupun jauh lebih berat untuk Ira. Sebab sebagai seorang istri, Ira harus pasrah menjadi prioritas kedua setelah senjata sang suami. Panggilan tugas membela negara, memiliki tempat pertama bagi seorang prajurit.
“Suami menganggap senjata nomor satu, jadi kita harus mandiri. Misalnya, saat hamil besar mereka berangkat tugas tidak bisa ditunda,” jelas Ira.
Tetapi, menjadi Ibu Persit sangatlah berkesan menurut Ira. Istri-istri tentara dididik memiliki mental yang tangguh, mandiri dan tidak boleh manja. Profesi tentara yang kerap kali ditinggalkan untuk bertugas itulah yang membuatnya tegar mendampingi sang suami Dendi hingga detik ini.
Pengalaman paling mengagetkan bagi Ira adalah ketika Dendi ditugaskan ke Timor Timur selama 10 bulan, hanya sebulan setelah menikah.
“Saya linglung sendirian harus memimpin ibu-ibu lain yang usianya di atas saya. Ada 75 orang yang sudah senior,” kenang Ira. “Saya bisa tangguh dan kuat karena menjadi istri beliau.”
Kini, saat Dendi memutuskan untuk maju dalam Pilkada Kukar 2024, Ira mendukung penuh keputusan suaminya. Berat, namun Ira akan selalu berada di sisi pria idamannya itu atas semua pilihan terbaik yang dipilih.
“Keputusan Bapak untuk maju ke dalam pemerintahan sebagai calon bupati, saya siap mendampingi dan yakin bahwa di mana pun berkarier, beliau akan melakukan yang terbaik,” ungkapnya.
Bagai disambar petir, Ira mengaku sangat terkejut dan merasa egois karena tidak ingin keluar dari zona nyaman. Setelah perjalanan karier terjal dan berliku yang harus keluarganya pertaruhan selama di militer, kini Dendi memutuskan banting setir ke kontestasi politik yang pastinya tidak mudah diprediksi.
Perjalanan untuk menerima keputusan ini memakan waktu yang cukup lama, namun Ira akhirnya mantap untuk mendukung suaminya. Dia meyakini bahwa sosok suaminya tersebut adalah orang yang mengetahui benar bagaimana keputusan yang dibuatnya, membuahkan rasa percaya sang istri dan keluarganya.
“Beberapa orang sudah lama datang meminta Bapak terjun ke politik. Saya yakin dengan pilihan Bapak dan insyaallah, saya selalu mendukung,” pungkasnya.
Dengan dukungan penuh dari keluarga, Brigadir Jendral TNI Dendi Suryadi siap menghadapi tantangan baru dalam Pilkada Kutai Kartanegara 2024.
Kepemimpinannya yang didasari pada nilai-nilai keluarga diharapkan dapat membawa perubahan positif bagi masyarakat Kutai Kartanegara.