Insitekaltim,Samarinda – Wali Kota Samarinda Andi Harun menegaskan kepada seluruh masyarakat untuk berhenti melihat seseorang atau calon pemimpin hanya berdasarkan kultus popularitas.
Penggunaan kata kultus popularitas ia sematkan sebagai rasa jengkelnya atas seorang figur yang berusaha menggaet suara masyarakat di pesta demokrasi tanpa memiliki ide atau gagasan.
Menurut Andi Harun sebuah ide maupun gagasan merupakan hal terpenting yang harus mereka sajikan untuk masa depan daerah yang lebih baik, tanpa harus mempertaruhkan nyawa masyarakat atas ketidakmampuannya menjadi pemimpin.
Ia meminta agar masyarakat lebih menguliti apa yang para tokoh ini bawa atau tawarkan saat hendak maju menjadi pemimpin daerah ataupun bangsa.
“Jangan perbincangkan hanya soal figurnya tapi kuliti gagasan. Mereka mau maju, mereka mau jualan apa. Kalau ada calon yang duitnya banyak, figur begini begitu, abaikan. Sekarang yang dinilai harus tentang apa yang dia bawa, dikurangin itu kultus popularitas,” tegasnya, Selasa (16/4/2024).
Hal demikian ia tegaskan sewaktu membahas terkait dirinya yang menempati posisi pertama terkuat versi lembaga survei Charta Politika tahun 2022 lalu sebagai kandidat calon gubernur (cagub) Kalimantan Timur (Kaltim) 2024.
Selama dua minggu belakangan ia dibuat gelisah atas isi media sosial di mana para warganet seolah cenderung mengarahkan pilihannya kepada figur yang hanya populer atau banyak uang sebagai cagub.
Bahkan ia masih mendengar banyak hal serupa di berbagai kesempatan termasuk di lingkup Pemerintah Kota Samarinda. Andi Harun menjelaskan sudah saatnya bagi masyarakat untuk melek politik.
Masyarakat harus mengenal apa yang menjadi gagasan atau ide para calon untuk masa depan daerah yang lebih baik tanpa melihat siapa orang itu hanya berdasarkan kepopuleran sang figur.
“Yang kita tuju itu apa yang you (kamu) punya soal daerah. Ngapain nyalahin orang lain, melek politik artinya tidak pertentangkan orang lain, tapi tentang gagasan untuk masa depan,” pungkasnya.