Insitekaltim,Samarinda – Hoaks atau berita bohong di era digitalisasi seperti saat ini membuat banyak pihak resah. Pasalnya, masalah dan kerusakan yang ditimbulkan tidak main-main. Bahkan bisa menimbulkan korban jiwa apabila hoaks tersebut sudah menargetkan pihak tertentu.
Menyadari hal tersebut, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Muhammad Faisal membagikan tips sederhana agar masyarakat bersama-sama memerangi hoaks.
Tips pertama, Faisal mengingatkan bahwa setiap tindakan akan selalu membawa konsekuensi tersendiri. Tindakan baik saja memiliki dampak tertentu, apalagi tindakan sejenis hoaks yang bisa berujung kurungan penjara.
Tidak hanya secara hukum, pelaku pembuat dan penyebar hoaks sudah pasti berbuat dosa atas perbuatan buruknya yang bisa merugikan banyak pihak.
Ada juga dampak buruk secara ekonomi yang bisa dirasakan para pelaku, yakni tidak produktif. Membuang waktu hanya untuk membuat huru hara kebohongan hanya akan merugikan kemampuannya dalam hal produktivitas.
“Pertama, ingat bahwa menyebarkan hoaks itu ada konsekuensinya. Secara hukum, bisa dipenjara. Secara agama, sama dengan fitnah yang merupakan dosa. Dan secara ekonomi, hanya membuang-buang waktu dan uang,” tegasnya saat diwawancarai di Kantor Diskominfo Kaltim, Rabu (3/4/2024).
Kedua, Faisal menyarankan masyarakat untuk tidak menyebarkan berita yang belum tentu kebenarannya. Walau didapatkan dari orang terpercaya atau terdekatnya, baik untuk memastikan kebenaran berita itu sebelum mengirim kepada orang lain
“Cukup baca saja. Kalau ada hoaks, tidak perlu dibagikan. Kadang dapat dari si anu, si ini, dari WA grup keluarga, lalu main sebar-sebarkan saja,” imbuhnya.
Ketiga, Faisal mengajak masyarakat untuk lebih jeli dalam melihat ciri-ciri hoaks. Pasalnya, berita hoaks kerap diwarnai dengan hal-hal bombastis dan sensasional.
Sebagai contoh, Faisal mencontohkan hoaks terkait agama yang sering menjanjikan surga bagi yang menyebarkannya. Ada juga hoaks di berita yang judulnya terlalu melebih-lebihkan.
“Biasanya ada yang kalimatnya itu bombastis, pokoknya sensasional. Ada juga kalau soal agama itu nanti di bawahnya ada tulisan kalau tidak menyebarkan, tidak akan masuk surga. Waduh,” ungkap Faisal.
Untuk memastikan kebenaran suatu berita, Faisal menyarankan masyarakat untuk melihat sumber beritanya. Ia meminta agar masyarakat memastikan berita tersebut dari situs terpercaya.
Jika masih ragu, bisa bandingkan dengan berita di mesin pencarian atau search engine, seperti Google. Masyarakat juga bisa mencari berita resmi dari media terpercaya.
“Mari kita saring dulu sebelum sharing. Jangan sampai kita menjadi bagian dari penyebar hoaks,” pesannya.