Insitekaltim,Samarinda – Di zaman serba canggih seperti saat ini, sudah tak asing bagi semua orang akan penggunaan gadget yang terkoneksi internet untuk mempermudah pekerjaan dan kegiatan sehari-hari.
Mayoritas masyarakat telah bersentuhan langsung dan akrab dalam penggunaan internet. Nampak pula anak-anak usia dini telah lihai dalam penggunaannya walau sekadar untuk bermain game.
Namun, kenyataannya masih terdapat penduduk yang wilayahnya belum terjamah oleh internet. Asing bagi sebagian dari mereka dengan penggunaan internet untuk beraktivitas.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Muhammad Faisal mengungkapkan, bahwa pada tahun 2023, terdapat 30 persen blank spot area atau daerah tanpa sinyal internet di Kaltim.
Dari 30 persen tersebut, 28 persennya benar-benar tanpa sinyal internet atau belum terjangkau sama sekali. Di mana 2 persen di antaranya telah terpasang kabel fiber optik yang menjadi penghubung akses internet di wilayah tersebut.
“Blank spot itu berarti yang seluler. Kalau internet kabel fiber optik, data terakhir masih 28 persen lagi yang belum terjangkau,” ungkapnya dalam jumpa pers Hasil Survei Penetrasi Internet Provinsi Kaltim Tahun 2024 di Ruang Wiek Diskominfo Provinsi Kaltim, Rabu (3/4/2024).
Faisal juga menjelaskan bahwa kendala geografis di Kaltim menyebabkan sulitnya pemasangan kabel, meskipun koneksi internet kabel memiliki keunggulan dalam kestabilan dan biaya yang lebih rendah.
“Hambatan yang di Kaltim secara geografi itu luas, jadi tidak mudah tarik kabel, tapi itu memang lebih kuat, stabil internetnya dan lebih murah. Tapi karena luas wilayah kita yang besar jadi belum tercapai, ” ujarnya.
Pada tahun sebelumnya, Faisal menjelaskan, terdapat target untuk menghapus blank spot di tahun 2024 telah ditetapkan. Namun masih ada beberapa kendala di pusat, sehingga target tersebut harus ditunda.
“Tahun lalu targetnya sebenarnya 2024 itu bebas blank spot, tapi karena di pusat ada ‘musibah’, belum tahu jadi targetnya mundur,” pungkasnya.
‘Musibah’ dimaksud Faisal tak lain adalah kasus korupsi proyek pembangunan menara BTS 4G yang melibatkan Menteri Kominfo kala itu Johnny G Plate.